Analisis Perdagangan Internasional Indonesia dengan Jepang, Amerika dan Jerman
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan lintas negara. Negara memproduksi sebagian kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, kemudian mengimpor apa yang tidak diproduksinya. Kita mungkin bertanya-tanya, kenapa negara melakukan perdagangan internasional, bukannya menikmati semua hasil produksinya sendiri? Jika negara yang memiliki sumber daya yang sangat lengkap, bukankah akan lebih baik ia memproduksi semuanya untuk digunakan sendiri, sehingga ia tidak perlu mengekspor dan mengimpor?
Alasan negara melakukan perdagangan internasional didasari oleh teori Keuntungan Komparatif (comparative advantage). Namun secara sederhana, adanya perdagangan akan menciptakan spesialisasi, yaitu setiap negara dapat menspesialisasikan pada barang dan jasa tertentu. Spesialisasi akan meningkatkan produktivitas, yang dalam jangka panjang akan meningkatkan standar hidup semua negara yang terlibat didalamnya. Perdagangan internasional merupakan jalan untuk menuju kemakmuran negara-negara.
Teori keunggunan komparatif ini dimunculkan pada akhir abad ke-18 dan pada awal abad ke-19. Zaman ini melahirkan beberapa teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam Smith (1723-1790), Jean Baptist Say (1767-1832), David Ricardo (1772-1823), dan Robert Malthus (1766-1834). Pemikiran kaum klasik telah mempelopori pemikiran sistem perekonomian liberal. Para tokoh di zaman ini mempunyai pandangan kuat atas tatanan kehidupan ekonomi masyarakat. Bahwa, aktivitas individu maupun aktivitas-aktivitas satuan usaha harus diberi kebebasan untuk mengurus kepentingan mereka sendiri dan untuk memperbaiki kedudukannya di bidang ekonomi. Keterlibatan pemerintah yang selalu mengatur segala sesuatu tidak banyak bermanfaat dibanding adanya persaingan bebas (free competition), karena produksi, konsumsi, dan pembagian kekayaan pada dasarnya telah ditentukan menurut hukum-hukum ekonomi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sehingga implementasinya, peran negara sebisa mungkin diminimalisasi dan kalau bisa dihilangkan. Berdasarkan teori tersebut Indonesia telah melakukan perdagangan internasional dengan berbagai macam negara untuk mengoptimalkan keuntungan komparatif yang dimilikinya.
Perdagangan Internasional Indonesia dengan Jepang
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007).
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.
Perdagangan Internasional Indonesia dengan Amerika
Menurut CIA World Fact Book, hingga 2005 ekspor Indonesia ke AS ditaksir sekitar 9,62 miliar dolar AS per tahun (dengan komoditas utama migas, elektronik, kayu lapis, tekstil, dan karet). Sedangkan impor dari AS adalah 4,16 miliar dolar AS (dengan komoditas utama mesin, bahan kimia, bahan makanan). Sayang tidak ada statistik lebih detail untuk masing-masing komoditas tersebut. Data dari CIA ini berdekatan dengan data resmi BPS ekspor Indonesia ke AS 2005 9,87 miliar dolar AS (11,5 persen total ekspor) sedangkan impor dari AS 3,88 miliar dolar AS (6,7 persen). Hal ini berarti, bila terjadi pemutusan hubungan dagang dengan AS, maka dampak ekonomi yang ditimbulkan tidaklah seluas yang dicemaskan orang--dengan catatan negara-negara lain seperti Uni Eropa, Jepang atau Cina tidak ikut-ikutan. Memang bagi pihak-pihak terkena langsung, seperti para pebisnis dengan ekspor/impor ke AS beserta para pekerjanya, mereka akan merasakan dampak yang berat.
Perdagangan Internasional Indonesia dengan Jerman
Dengan sejumlah potensi serta perkembangan yang signifikan di berbagai bidang baik domestik, regional maupun internasional, Indonesia tetap merupakan Negara sahabat yang penting dan strategis bagi Bremen umumnya dan Jerman khususnya. Banyak komoditi Indonesia yang diimpor oleh Jerman seperti kopi, tembakau, besi, mebel, minyak kelapa sawit, ikan dan produk perikanan, tekstil dan produk tekstil, buah kaleng dan berbagai komoditi lainnya masuk melalui pelabuhan Bremen. Sebaliknya komoditi Jerman yang diimpor Indonesia melalui Bremen antara lain mobil dan komponen otomotif lainnya, bahan baku kimia, produk farmasi, dan lain sebagainya. Menurut lembaga statistik Jerman, nilai perdagangan Indonesia dengan Bremen pada tahun 2009 mencapai 125, 2 juta Euro.
Kesimpulan
Banyak negara, terutama Indonesia menjadikan perdagangan internasional sebagai salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Memperluas pasar dan menambah keuntungan, terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Daftar pustaka
Richard Alexandro.
http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1546:analisis-perdagangan-internasional-indonesia-dengan-jepang-amerika-dan-jerman-berdasarkan-teori-ke&catid=40:mnc-a-kurs&Itemid=72
Tidak ada komentar:
Posting Komentar