Sabtu, 17 Desember 2011

Definisi dan unsur-unsur Puisi

Pengertian Puisi

Pengertian PuisiPuisi adalah pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsangimajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama (Pradopo 1987:7)Perngertian puisi di atas mencakup arti cukup luas karena menafsirkan puisi sebagai hasilpenjaringan penglaman yang dapat atau dialami oleh seseorang. Dan menyusunnya secarasistematis sebagai makna satu dan yang lainnya.Dari pengertian di atas juga diartikan bahwa puisi merupakan karya seni yang erat hubungannyadengan bahasa dan jiwa. Tersusun dengan kata-kata yang baik sebagai hasil curahan lewat mediatulis yang bersifat imajinatif oleh pengarangnya untuk menyoroti aspek kehidupan yangdialaminya.Atas dasar itulah penulis mengemukakan bahwa puisi pada hakikatnya adalah curahan perasaansi penciptanya sehingga keberadaan suatu puisi tidak terlepas dari keberadaan pikiran, perasaan,dan lingkungan si penciptannya.Jika seseorang menyelami sebuah puisi, berarti ia berusaha mencari siapa dan bagaimanakeberadaan penciptanya atau penyairnya.Oleh sebab itu, mendeklamasikan puisi tidak lain darimengepresikan makana sesuai dengan cita rasa penyairnya.Ditinjau dari pendekatan intuisi, puisi merupakan hasil karya yang mengandung pancarankebenaran dan dapat diterima secara universal. Karenanya, karya puisi sangat dekat denganlingkungannya, mudah diketahui bahkan sudah diketahui dan bukan sebaliknya menimbulkankeanehan atau bahkan kekaburan (Pradopo 1987:8).Penjelmaan kembali suatu peristiwa yang tercurah lewat karya tulis puisi merupakan prosesimajinasi yang matang yang berhasil lahir dengan energik dan alami.Untuk memberikan batasanpada puisi sangatlah sukar dilakukan secara pasti. Puisi mempunyai rangkaian unsur-unsur yangapabila salah satunya hilang atau terlepas, maka akan mengurangi makna universal yangterkandung dalam sebuah puisi.
Adapun unsur-unsur yang dimaksud dalam puisi terebut sebagai berikut :
1. Tema Unsur penting dalam puisi adalah tema atau makna utuh, yaitu apa yang dimaksud dengankeseluruhan pusis adalah mengandung keseluruhan makna yang bulat. Makna keseluruhan dalampuisi itu timbul sebagai akibat pengungkapan diksi (imaji, kias, ligas, simbolik), bunyi disampingbentuk penyajiannya. Tema dalam puisi merupakan sumber dari pengungkapan gagasan pokok puisi (Pradopo 1987:12).
2. RasaYang dimaksud dengan rasa dalam puisi adalah sikap penyair dalam pokok persoalan yangterdapat dalam puisinya.
3. NadaYang dimaksud dengan nada puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karya ciptanya.
4. AmanatPenyair disamping mengemukakan pendapt, mencurahkan perasaannya mungkin juga inginmenyampaikan sesuatu amanat kepada pembaca. Amanat itu ada kalanya dikemukakan secaratersurat, tetapi ada juga yang dikemukakan secara tersirat.
5. Gaya BahasaYang dimaksud gaya bahasa dalam puisi adalah gaya bahasa yang intensif dan mampu memberiirama tersendiri dalam penulisan puisi, yang bersifat konsentrasi dan intensifikasi.
6. Bunyi dan IramaIrama dalam puisi adalah gerakan biasa yang sederhana, seperti yang terjadi pada ombak-ombak lautan atau hati insaniInilah unsure-unsur puisi yang bias engantar imajinasi pembaca untuk melakukan batasan-batasan tertentu dalam memaknai sebuah puisi.
Sebagai contoh dari ungkapan sebuah puisi yang energik, menggambarkan bentuk diri danlingkungan penyairnya yang telah diungkapkan kedalam makna ketinggian imajinasi sebagaisuatu bentuk puisi yang lahir dari perasaan dan pikiran oleh pengarangnya.
Penggambaran ungkapan tersebut dapat dikemukakan pada sebuah puisi Chairil Anwar ³AKU´sebagai berikut :
AKU

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalan
Dari kumpulan terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bias kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

(Jabrohim (Ed).2002:12)Ungkapan, luapan perasaan di atas merupakan intuisi yang mengandung pernyataan ketinggalandalam berbagai pengertian yang lahir secara alami dan enerjik melalui hasil perpaduan perasaandan pemikiran pengarangnya dengan berdasar pada pengalaman yang telah dialaminya.

Analisa mengenai baca puisi oleh Junaedie, membagi 6 kategori, yakni :
1) Baca biasa
Baca biasa dimaksudkan adalah membaca puisi tanpa mempertimbangkan bagaimana seharusnyaatau selayaknya baca puisi, apa isinya, apa amanah penyairnya dan sebagainya.Membaca biasa,biasanya orang tidak terlalu terbebani. Salah satu keuntungan membaca biasa ini adalah menumbuhkan kebiasaan seseorang mengepresiasi puisi. Disinilah salah satu tujuan membaca biasa.
2) Baca vokalis
Baca vokalis adalah pelafalan suatu puisi dengan fonem-fonem secara sempurna dan tepat.Sempurna dimaksudkan bawha fonem-fonem dilafalkan sesuai dengan hakekatnya melalui analisa yang dalam sehingga terdengar sebagaimana mestinya. Tepat dimaksud di sini bahwa fonem-fonem adalah hasil dari alat ucap yang bersangkutan.
3) Baca gramatikal
Dimaksudkan baca puisi yang memperdulikan faktor-faktor gramatikalnya seperti tanda baca,kelompok kata atau prase.
4) Baca puitis
Dimaksudkan adalah dengan memperhatikan unsur-unsur seperti irama, intonasi, keseimbangan.Tanpa memperdulikan hal-hal tersebut di atas maka bacaan terdengar hambar dan tidak membuat seseorang tergugah perasaannya.
5) Deklamasi puisi
Adalah penampilan (baca) puisi secara ekspresif. Untuk penampilan yang ekspresif ini mutlak didukung oleh penglapalan fonem yang tepat dan sempurna. Bacaan gramatikal yang tepat,bacaan puitis yang baik, penghayatan serta pemahaman yang baik terhadap isi puisi yangdibawakan.
6) Dramatisasi puisi
Dramatisasi puisi dapat diartikan melakukan atau melakonkan sesuatu sehingga makna ataupun maksud puisi menjadi jelas. Puisi-puisi yang dilakonkan atau didramakan ditampilkan didepankhalayak ramai sebagai penonton. Dalam pelakonan tersebut orang yang melakonkan harussejalan dengan pelakon yang lain dalam artian harus ada kekompakan.Akibatnya,bentuk dramatisasi puisi Berwujud sebagai fragmen atau drama dimana kerja kelompok sangatdiperlukan (Pamela, 2004 : 14).

referensi: file scribd:///C:/Users/intel/Downloads/Pengertian-Puisi.htm

Sabtu, 10 Desember 2011

Pengertian Cerpen dan Unsur-Unsur Cerpen

Pengertian Cerpen

Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek, disebut demikian karena jumlah halamannya yang sedikit, situasi dan tokoh ceritanya juga digambarkan secara terbatas (Rani, 1996:276).

Mengutip Edgar Allan Poe, Jassin (1961:72) mengemukakan cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam (dalam Nurgiyantoro, 2000:72).

Dalam bukunya berjudul Anatomi Sastra (1993:34), Semi mengemukakan: cerpen ialah karya sastra yang memuat penceritaan secara memusat kepada suatu peristiwa pokok saja. Semua peristiwa lain yang diceritakan dalam sebuah cerpen, tanpa kecuali ditujukan untuk mendukung peristiwa pokok.

Masih menurut Semi, dalam kesingkatannya itu cerpen akan dapat menampakan pertumbuhan psikologis para tokoh ceritanya, hal ini berkat perkembangan alur ceritanya sendiri. Ini berarti, cerpen merupakan bentuk ekspresi yang dipilih dengan sadar oleh para sastrawan penulisnya.

Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata. Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yakni.

1. Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
2. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
3. Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah. Cerpen jenis ini banyak ditulis oleh cerpenis Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa pada kurun waktu 1940-1960 (Pranoto, 2007:13-14).

Berdasarkan teknik cerpenis dalam mengolah unsur-unsur intrinsiknya cerpen dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yakni.

1. Cerpen sempurna (well made short-story), cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa membacanya dalam tempo kurang dari satu jam

2. Cerpen tak utuh (slice of life short-story), cerpen yang tidak terfokus pada satu tema (temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang dibuat mengambang oleh cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat kontemporer, dan ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang orisinal, sehingga lajim disebut sebagai cerpen ide (cerpen gagasan). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, harus dibaca berulang kali baru dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.


Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur-unsur intrinsik karya sastra berbentuk cerpen, adalah unsur-unsur pembangun struktur cerpen yang ada di dalam cerpen itu sendiri, yakni : (1) tema, (2) tokoh, (3) alur, (4) latar, (5) teknik penceritaan, dan (6) diksi.

Dari enam unsur instrinsik cerpen di atas, hanya unsur tokoh dan penokohan saja yang dibahas dalam penelitian ini. Sehubungan dengan itu maka teori sastra yang dikutip pada bagian landasan teori ini hanya teori tentang tokoh dan penokohan saja.

Cerpen merupakan karya sastra yang harus mempunyai unsur intrinsik yang disebut tokoh dan penokohan, karena peristiwa demi peristiwa yang diceritakan di dalam sebuah cerpen, tanpa kecuali, sudah pasti adalah peristiwa yang diandaikan sebagai peristiwa yang dialami oleh para tokoh ceritanya. Jelasnya, tanpa tokoh mustahil ada cerita dan tanpa cerita tak ada karya sastra.

Tokoh cerita bisa dibedakan berdasarkan peranannya, yakni tokoh utama, tokoh pembantu, dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memegang peranan penting dalam cerita. Tokoh inilah yang menjadi pendukung tema utama dalam cerita. Berdasarkan watak yang diperankan, tokoh utama dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis (tokoh baik), tokoh antagonis (tokoh jahat), tokoh wirawan/wirawati (tokoh baik pendukung tokoh protagonis), dan tokoh antiwirawan/antiwirawati (tokoh jahat pendukung tokoh antagonis). Dalam kasus di mana tokoh utamanya lebih dari satu orang maka tokoh yang lebih penting disebut tokoh inti (tokoh pusat).

Para tokoh dimaksud, lebih-lebih tokoh protagonis dan tokoh antagonisnya harus digambarkan sebagai tokoh dengan profil yang utuh. Menurut Mido (1994:21), tokoh utama harus digambarkan sebagai tokoh yang hidup, tokoh yang utuh, bukan tokoh mati yang sekadar menjadi boneka mainan ditangan pengarangnya. Tokoh cerita harus digambarkan sebagai tokoh yang memiliki kepribadian, berwatak dan memiliki sifat-sifat tertentu.

Gambaran lengkap profil tokoh utama yang utuh dimaksud meliputi 3 dimensi, yakni: fisiologis, psikologis, dan sosiologis.

1. Dimensi fisiologis, meliputi penggambaran ciri-ciri fisik tokoh cerita, seperti: jenis kelamin, bentuk tubuh, usia, ciri-ciri tubuh, kadaan tubuh, dan raut wajah, pakaian dan perhiasan.

2. Dimensi sosiologis meliputi penggambaran ciri-ciri sosial tokoh cerita, seperti: status sosial, jabatan, pekerjaan, peranan sosial, pendidikan, kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, pandangan hidup, ideologi, agama, aktifitas sosial, orpol/ormas yang dimasuki, kegemaran, keturunan dan suku bangsa.

3. Dimensi psikologis meliputi penggambaran ciri-ciri psikologis tokoh cerita, seperti: mentalitas, norma-norma moral, temperamen, perasaan, keinginan, sikap, watak/karakter, kecerdasan (IQ), keahlian dan kecakapan khusus.

Dalam rangka menggambarkan dimensi fisiologis, psikologis, dan sosioloogis, para tokoh ceritanya, para pengarang ada yang melakukannya secara langsung dengan metode diskursif (eksplisit) dan ada pula yang melakukannya secara tidak langsung dengan metode dramatik (implisit).

Metode langsung (eksplisit) mengarah pada cara pengarangnya yang menyebutkan secara langsung ciri-ciri fisik (dimensi fisioloogis), ciri-ciri fisik (dimensi fisikologis), ciri-ciri sosial (dimensi sosial) dan ciri-ciri psikologis (dimensi psikologis) yang dilekatkannya pada tokoh cerita. Sementara metode tidak langsung (implisit) mengarah pada cara mengarangnya yang tidak menyebutkan secara langsung ciri-ciri fisik (dimensi fisiologis), ciri-ciri sosial (dimensi sosial) dan ciri-ciri psikologis (dimensi psikologis) yang dilekatkannya pada tokoh cerita (Mido, 1994:22-23).

Menurut Mido (1994:24-36), watak tokoh cerita dalam metode tidak langsung (implisit) dilukiskan melalui sejumlah deskripsi yang bersifat implisit seperti : (1) melalui deskripsi fisik, (2) melalui deskripsi mimik dan sikap tubuh, (3) melalui ucapan dan pikiran tokoh yang bersangkutan, (4) melalui deskripsi perbuatan, (5) melalui dialog antara tokoh cerita, (6) melalui deskripsi kepemilikan atas benda-benda dan lingkungan tempat tinggalnya, (7) melalui nama tokoh, dan (8) melalui reaksi, ucapan dan pendapat tokoh lain.


Unsur Ekstrinsik Cerpen

Para kritikus sastra saling berbeda-beda dalam menetapkan unsur-unsur apa saja yang termasuk dalam lingkup struktur ekstrinsik karya sastra berbentuk prosa fiksi. M. Atar Semi berpendapat bahwa struktur ekstrinsik mencakapi faktor sosial-ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio-politik, kegamaan, dan tata nilai yang dianut dalam masyarakat (1993:35).

Hampir sama dengan itu adalah pendapat Frans Mido yang berpendapat bahwa struktur ekstrinsik mencakupi semua unsur-unsur seperti : sosiologi, ideologi, politik, ekonomi, dan kebudayaan (1994:14). Mengutip Wellek dan Warren (1956:75-135), Nurgiyantoro menyebutkan bahwa unsur-unsur yang termasuk dalam lingkup struktur ekstrinsik ini antara lain.

1. Keadaan subjektifitas individu pengarang (seperti: sikap, keyakinan, dan pandangan hidup);

2. Psikologi, meliputi psikologi pengarang, psikologi pembaca, dan psikologi terapan;

3. Keadaan lingkungan di sekitar pengarang (seperti : politik, ekonomi, dan sosial);

4. Pandangan hidup suatu bangsa (ideologi) ; dan

5. Karya sastra atau karya seni lainnya (2000:24).

referensi:
http://farhan-bjm.blogspot.com/2011/09/pengertian-cerpen-dan-unsur-unsur.html

Senin, 28 November 2011

PARANOID

Tahukah anda, apa itu PARANOID??

Kenalilah orang disekitarmu

Gangguan Kepribadian Paranoid ( paranoid personality disorder;PPD) adalah suatu kondisi karakteristik dimana individu tidak dapat mempercayai dan curiga terhadap orang lin secara berlebihan.

Tidak Semua KETAKUTAN Anda Adalah Nyata...

Referensinya : carolina mayangsari,S1 akuntansi..

Selasa, 22 November 2011

Kewirausahaan Pendahuluan

BAB 1

Mengindentifikasi Sikap dan Perilaku Wirausaha

1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari istilah (entrepreneurship) sedangkan wirausaha berasal dari enterpreneur. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1973 dalam bukunya (Kamus Dagang). Entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual.
Banyak orang yang memberi pengertian entrepreneur dan entrepreneurship diantaranya sebagai berikut:
a. orang yang menanggung resiko
b. orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
c. orang menciptakan barang baru dan
d. orang yang mengurus perusahaan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kewirausahaan dan wirausaha adalah:
a. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
b. Kewirausahaan adalah suatu proses guna mengejar peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.
c. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran.
d. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa.
Sedangkan yang dimaksud dengan wirausaha adalah:
a. Mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan pribadi,keluarga,masyarakat,dan bangsanya.
b. Seorang pakar tentang dirinya sendiri.
c. Orang yang mengubah sistem ekonomi yang ada dengan memperlakukan barang jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
d. Orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelaan bagi orang lain.
Tujuan wirausaha adalah:
a. Meningkatkan jumlah pelaku wirausaha yang berkualitas.
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahtreaan masyarakat.
c. Membudayakan semangat sikap,perilaku,dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul.
d. Menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan terhadap para siswa dan masyarakat.
Adapun manfaat dari wirausaha adalah :
a. Berusaha memberi bantuan pada orang lain dan pembangunan sosial
b. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
c. Memberi contoh bagaimana harus bekerja lurus, tekun, tetapi tidak melupakan perintah agama.
d. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani.
Sasaran dan asas kewirausahaan adalah sebagai berikut :
a. Generasi muda pada umumnya, anak-anak putus sekolah, dan para calon wirausaha.
b. Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil, dan koperasi.
c. Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha (BUMN), organisasi profesi, dan kelompok masyarakat.
2. Karakteristik Kewirausahaan.
Karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa ke arah kebenran, keselamatan, serta menaikkan derajat dan martabatnya. Seorang wirausahawan harus dapat bekerja sama dengan lingkungan. Karakteristik wirausaha yang perlu dipahami dan dipelajari adalah teknis mawas diri, umpan balik, tanggapan, dan ilmu pengetahuan.
Dibawah ini karakteristik yang perlu dikembangkan sebagai berikut:
a. Berwatak luruh.
b. Kerja keras dan displin.
c. Mandiri dan realistis.
d. Prestatif.
e. Berpikir positif dan tanggung jawab.
f. Dapat mengendalikan emosi.
g. Menepati janji.
h. Memperhitungkan resiko.
i. Berkerja sama dengan orang lain.
Sedangkan karakteristik wirausahawan menurut pendapat Bygrave yang terkenal dengan istilah IDD sebagai berikut :
a. Dream
sebagai wirausahawan mempunyai visi atau keinginan terhadap masa depan pribadinya dan punya kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
b. Deusiveness
seorang wirausahawan yang tidak bekerja lambat.
c. Doars
berani membuat keputusan dan menindak lanjutinya.
d. Determination
melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian.
e. Dedication
dedikasi terhadap bisnisnya sangat tinggi kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara.
f. Devotion
mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkan.
g. Details
memperhatikan faktor krisis secara rinci.
h. Destiny
bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.
i. Dollars
tidak mengutamakan kekayaan.
j. Distribute
dapat mendistribusikan kepemilikan bisnisnya.

3. Sikap dan Perilaku Displin
a. Pengertian Displin
Displin adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol kelakuan seseorang untuk mencapai tujuan. Kontrol kelakuan yang bisa berupa larangan atau perintah yang diharuskan. Dengan melatih displin kepribadian diri maka kita akan memperoleh ketabahan, keuletan, ketentraman tingkah laku, dan perbuatan baik. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa displin sebagai suatu kegiatan diri manusia dalam mentaati dan membina kepribadian yang mandiri. Upaya pembentukan displin dapat dilakukan diluar atau di dalam sekolah. Untuk lebih memupuk rasa kebersamaan di dalam suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Dalam rangka menerapkan sikap displin berwirausaha dalam pola asuh di lingkungan sekolah maka perlu dilakukan upaya.
1) Meningkatkan keimanan jiwa dan tanggung jawab pribadi.
2) Menanamkan ketakwaan kepada tuhan yang Maha Esa.
3) Menanamkan sikap ikhlas.
4) Menanamkan berbuat kejujuran.
5) Menanamkan rasa syukur berdoa dan bekerja.
6) Menanamkan rasa percaya pada riri sendiri.
7) Memelihara rasa kepercayaan orang lain.
b. Pentingnya displin.
Apabila pelaksanaan displin tidak ditempatkan pada diri seseorang atau suatu instansi maka tujuan utama akan sulit dicapai karena pentingya displin adalah untuk:
1) Menerapkan peraturan yang sudah dibuat tanpa paksaan.
2) Meningkatkan prestasi di segala bidang.
3) Adanya kesamaan tindakan atau keseragaman semua pihak sehingga tidak ada yang merasa lebih diuntungkan atau dirugikan.
4) Menciptakan suasana yang menyenangkan.
5) Saling menghormati antar semua pihak.
6) Menciptakan kreatifitas dan produktifitas yang tinggi.
7) Menghargai usaha-usaha secara aktif.
Penanaman displin pada diri seseorang wirausaha akan mempunyai kekuatan yaitu:
1) Membantu tercapainya keberhasilan.
2) Mengembangkan kebiasaan melalui rencana dan tujuan.
3) Dapat mengontrol sikap dan tingkah laku.
4) Membentuk pola pikir sehat dan logis.

Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan
baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan
dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan
bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada
masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi
dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan
di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah
bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul
resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa
moneter dan kepuasan pribadi.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang
sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah
pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena
memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang
dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka
pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih
ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama
oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan
tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam
bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih
tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka
pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan
menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial
maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

Proses Kewirausahaan

Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
(1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

(2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

(3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi

(4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif
atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut(Alma, 2007
: 10 – 12) :
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah
dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial
(POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

4. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari
peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang
lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan,
serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas
usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang
pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang
di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan
tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan
harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat
berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
a. jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang
dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
b. mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas
mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat
memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
c. selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta
apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.

Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam
kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet
business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki,
yaitu :
1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan
mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing.
Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman
yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139) Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :
1. mau kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
3. penampilan yang baik (good appearance)
4. yakin (self confidence)
5. pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. ambisi untuk maju (ambition drive)
8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)

BAB 2

Ruang Lingkup & Tujuan Kewirausahaan

4. Ruang Lingkup Kewirausahaan.
Secara umum ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup kewirausahaan bergerak dalam bidang :
a. Lapangan agraris
1) Pertanian
a) Tanaman berumur pendek.
b) Tanaman berumur panjang.
2) Perkebunan dan kebutuhan.
b. Lapangan perikanan.
1) Pemeliharaan ikan.
2) Penetasan ikan.
3) Makanan ikan.
4) Pengangkutan ikan.
c. Lapangan pertenakan.
1) Bangsa burung atau unggas.
2) Bangsa binatang menyusui.
d. Lapangan perindustrian dan kerajinan.
1) Industri besar.
2) Industri menengah.
3) Industri kecil.
4) Pengrajin meliputi:
a) Pertanian.
b) Perkebunan.
c) Perikanan.
d) Perternakan.
e) Kehutanan.
e. Lapangan pertambangan dan energi.
f. Lapangan perdagangan.
1) Pedagang besar.
2) Pedagang menengah.
3) Pedagang kecil.
g. Lapangan pemberi jasa
1) Sebagai pedagang perantara.
2) Pemberi kredit atau perbankan.
3) Pengusaha angkutan.
4) Pengusaha hotel atau restoran.
5) Pengusaha biro jasa trevel.
6) Pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, dan tata busana.
Tujuan wirausaha adalah:
a. Meningkatkan jumlah pelaku wirausaha yang berkualitas.
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahtreaan masyarakat.
c. Membudayakan semangat sikap,perilaku,dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul.
d. Menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan terhadap para siswa dan masyarakat.

BAB 3

Menganalisis Peluang Usaha & Ide berwirausaha

1. Pengertian Kewirausahaan
Pengertian wirausaha secara umum masih tumpang tindih dengan pengertian wiraswasta maupun enterprenuer, terjadi perdebatan antar beberapa ahli mengenai pengertian dari ketiganya. Akan tetapi pada hakekatnya ketiga istilah tersebut memiliki karakteristik dan isi yang sama yaitu :
a. Menanggung resiko
b. Menemukan sesuatu yang baru (kreatif)
c. Lain dari yang lain (inovatif)
d. Mandiri dan atau berorganisasi
e. Memiliki kebebasan pribadi
f. Memperoleh kepuasan tersendiri.
Jadi pengertian kewirausahaan secara umum adalah seperti yang disampaikan oleh Hisrich Peters (1995) dalam buku Entreprenuership adalah "entreprenuership is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence". Artinya kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), yang lain dari lainnya (inovatif) dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

2. Peluang Usaha
Dalam kondisi normal, setiap manusia memiliki kemampuan yang sama. sama-sama sebagai manusia yang memiliki organ tubuh yang lengkap, sama fungsinya, sama bentuknya walaupun terkadang berbeda ukurannya. Akan tetapi pada dasarnya adalah sama yaitu sebagai manusia yang sempurna. Dari berbagai kesamaan sebagai manusia tersebut sebenarnya terdapat hal yang dapat membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yaitu kemauan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik dari manusia yang lain dengan mengambil peluang yang muncul di depan mereka.
Setiap usaha, baik yang baru maupun yang sudah berjalan pasti memiliki peluang dan resiko yang akan diterima dalam perjalanan usahanya. Sebagai usaha baru dengan produk baru sebagai hasil dari kreatifitas dan inovasi tentu memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar dan juga resiko kegagalan yang lebih besar pula, hal ini merupakan konsekuensi yang harus dijalani sebagai pemain baru dalam dunia usaha.
Dalam merintis usaha baru, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki.
b. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
c. Tempat usaha yang akan dipilih.
d. Organisasi yang akan digunakan.
e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

Peluang sangat jarang ada dengan sendirinya. Tetapi peluang harus diciptakan dengan melakukuan pengamatan terhadap kondisi dan situasi yang ada serta pengumpulan berbagai informasi yang terbaru yang sedang berkembang di masyarakat. Peluang usaha dapat digali melalui berbagai usaha dan cara, diantaranya :
a. Membuka mata dan telinga untuk mengumpulkan berbagai informasi terbaru dari lingkungan.
Informasi merupakan ujung tombak pertama yang harus dimiliki sebelum membuat pilihan dalam memulai usaha baru. Oleh karena itu, bagi para pemula dalam usaha ini harus mempersiapkan langkah-langkah yang startegis dan terencana berdasarkan informasi yang diperoleh dari lingkungan.
b. Pengembangan ide-ide dan gagasan baru berdasarkan kondisi yang ada.
Manusia yang kreatif dan inovatif dapat dengan mudah menemukan berbagi ide dan gagasan baru tentang suatu produk yang telah ada dan yang belum ada.
c. Menciptakan peluang usaha baru berdasarkan informsai dari lingkungan.
1. sumber-sumber potensial peluang
Peluang usaha baru lebih banyak muncul dari gabungan berbagai informasi yang anda peroleh dari lingkungan. Banyak sumber-sumber potensial peluang usaha dapat digali dan dikembangkan dengan menampung dan mengkoleksi berbagai ide yang anda miliki dan berbagai ide yang anda dapatkan melalui pengumpulan informasi dari lingkungan, sumber-sumber potensial peluang dapat berasal dari :
a. menciptakan produk baru yang berbeda
dalam menciptakan produk baru yang berbeda ini, anda harus memperhatikan perilaku konsumen di pasar. paling sedikitnya ada dua unsur pasar yang harus diperhatikan :
1. permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
2. waktu penyerahaan dan waktu permintaan barang atau jasa.
selain itu seorang wirausaha bau harus mampu untuk menganalisis pasar yang ada, yang meliputi aspek :
1. kemampuan menganalisis demografi pasar.
2. kemampuan menganalisis sifat dan tingkah laku pesaing.
3. kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman pesaing yang dapat dijadikan peluang baru.
b. mengamati pintu peluang
dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pesaing anda, pasti akan ada peluang yang muncul sebagai imbas dari kelemahan yang dimiliki oleh pesaing. dengan melakukan pengamatan secara menyulur, peluang tersebut akan ditemukan.
peluang pasar dapat juga dilihat dengan cara mengamati konsumen yang dituju, fokus pengamatan tersebut adalah :
1. barang dan jasa apa saja yang paling dibutuhkan konsumen?
2. berapa banyak yang mereka butuhkan?
3. kualitas yang mana yang paling tepat?
4. berapa banyaknya?
5. bagaimana harga yang diminta?
6. dimana tempat penjualan yang diinginkan?
Mnurut Zimmerer dalam tulisan Suryana, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan peluang, yaitu:
1. produk baru harus segera dipasarkan dalam waktu yang relatif singkat.
2. kerugian teknik harus rendah.
3. saat dimana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.
4. pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
5. pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
6. perushaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk baru.
c. analisis produk dan proses produksi secara mendalam
analisis produk ini sangat penting, untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. berapa biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut? apakah biaya yang dikeluarkan tersebut lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing? apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen atau tidak? bagaimana respon pasar dengan produk tersebut?.
D. menaksir biaya awal
biaya awal dalam memulai usaha baru harus dapat anda perkirakan. kira-kira dari mana sumber dananya dan digunakan untuk apa terlebih dahulu, berapa yang diperlukan untuk operasi, perluasan dan biaya lain-lainnya.
E. memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
resiko merupakan hal yang wajar dan harus ada dalam memulai maupun menjalankan suatu usaha, baik resiko kecil maupun besar, dalam mengantisipasi resiko perlu lebih dahulu diadakan analisis tentang kekuatan dan kelemahan, kelemahan dan peluang yang ada ( SWOT-- Strength, Weakness, Opportunity and Threat).

BAB 4

Pembinaan Kreatifitas & Kemampuan Inovasi

A. pengertian kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan menghadiri suatu gagasan baru. kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan.
Goman (1991) menjelaskan inovasi merupakan penerapan secara praktis gagasan kreativ. inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Conny Semiawan (1984) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru.
1. kreativitas
a. kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur data dan variabel yang sudah ada sebelumnya.
b. kemauan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
2. menurut A.Roe (Kao 1989 : 15-16) manusia kreativ mempunyai ciri :
a. keterbukaan pada pengalaman
b. melihat sesuatu dengan cara tidak biasa
c. keingintahuan
d. menerima dan menyesuaiakan diri dengan hal yang kelihatannya berlawanan.
e. dapat menerima perbedaan.
Cara wirausahawan yang kreativ:
1. Pintar tetapi tidak harus berilmu.
2. Berkemampuan dalam menjalankan ide.
3. Memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri.
4. Peka terhadap lingkungan.
5. Termotivasioleh masalah-masalah yang menantang.
6. Fleksibel.
Dengan pengembangan kreativitas seorang wirausahawan akan mampu:
1. Meningkatkan keterampilan.
2. Meningkatkan mutu pabrik.
3. Meningkatkan efisiensi kerja.
4. Meningkatkan inisiatif.
5. Meningkatkan keuntungan.
Wirausahawan yang kreativ dapat mencari informasi penting yaitu:
1. Informasi tentang kepribadian.
2. Peluang usaha.
3. Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk.
4. Lingkungan usahanya.
5. Persaingan dalam dunia usaha.
6. Peluang pasar.
Alasan wirausaha kreativ sebagai berikut:
1. Keberhasilan dalam persaingan bisa diperoleh dengan mengembangkan daya kreativ.
2. Kreativitas merupakan sumber yang berharga.
3. Tantangan-tantangan baru selalu muncul.
4. Kreativitas adalah gagasan yang tidak diramalkan datang dan perginya serta mempunyai keunikan yang tinggi.
Para peneliti membagi empat variasi hubungan kreativitas dengan intelegensia yaitu:
1. Kreativitas rendah dan intelegensia rendah.
2. Kreativitas tinggi dan intelegensia tinggi.
3. Kreativitas rendah dan intelegensia tinggi.
4. Kreativitas tinggi dan intelegensia rendah.
Tahapan proses kreatif
Edward de Bono (1970) pernah mengungkapkan empat tahapan dalam proses kreativ yaitu:
Tahap I : Latar belakang atau akumulasi pengetahuan kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan pengumpulan informasi. Informasi dapat diperoleh melalui membaca, berbicara dengan orang lain, atau menghadiri pertemuan.
Tahap II : Proses inkubasi. Orang tidak harus terus menerus memikirkan masalah yang sedang dihadapinya, tetapi ia dapat melakukan kegiatan lainnya.
Tahap III : Melalui ide pada tahap ini idedicari dan mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada.
Tahap IV : Evaluasi dan implementasi, tahap ini merupakan tahap yang sangat sulit dalam proses kreativitas. Karena pada tahap ini seseorang harus displin dan harus berkonsentrasi.
Cara menerapkan kreativitas:
1. menggunakan akal,
2. harus perasaan ragu-ragu,
3. mengenali lingkungan, dan
4. mengembangkan perspektif fungsional.
2. Kemampuan Inovasi
Ada beberapa hal yang dijadikan dasar untuk menigkatkan kemampuan inovasi produk dan pelayanan yaitu :
a. Berorientasi pada tindakan inovatif.
b. Buatlah produk dengan penuh inovatif dengan proses sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan.
c. Mulailah dengan membuat produk inovasi sedehana.
d. Menentukan tujuan dalam berinovasi.
e. Menjalankan ujicoba dan merevisinya.
f. Mulailah berinovasi dengan pengalaman.
g. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovasi.
h. Mempunyai keyakinan dan kerja yang penuh inovasi.
3. Menerapkan Kemampuan Berinovasi
Inovasi dikenal sebagai salah satu proses penting dalam kewirausahaan. Inovasi merupakan proses mengubah peluang menjadi gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Gagasan dan ide-ide tidak selalu berupa gagasan yang rumit. Kadang-kadang inovasi bisa saja dari ide-ide yang sepele dan sepintas. Seorang wirausaha yang inovatif mempunyai kemampuan menggabungkan imajinasi dan pikiran kreativ secara sistematik dan logis. Kombinasi itu menjadi bekal penting bagi keberhasilan dalam berwirausaha.
Menurut Kurotho (1995)ada 4 jenis inovasi yaitu:
a. Invensi(penemu).
b. Ekstensi (pengembangan).
c. Duplikasi (penggandaan).
d. Sintesa (penggabungan).
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan kemampuan inovasi menurut James Brian Quinn (1995) adalah sebagai berikut:
a. Iklan inovatif dan visi.
Perusahaan yang inovatif mempunyai visi yang singkat dan jelas serta memberi dukungan nyata terwujudnya suasana inovatif.
b. Orientasi pasar.
Perusahaan yang inovatif melandaskan visi mereka dengan kenyataan yang ada di pasar.
c. Organisasi yang tetap datar dan kecil.
Kebanyakan perusahaan yang inovatif berusaha menjaga keseluruhan perusahaan tetap datar serta tim proyek yang kecil.
d. Proses belajar interaktif.

BAB 5

Manajemen Pemasaran

1. Pengertian Manajemen
A. Asal Kata Istilah Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami manajemen tersebut, yaitu manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Selanjutnya, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaiyu:
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektvitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art)dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Dari kata istilah manajemen ada 3 arti kata manajemen yaitu diantaranya, pertama manajemen sebagai suatu proses,berbeda-beda definisi yang diberikan oelh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dan ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan.
B. Definisi Manajemen
Dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan manajemen, diketahui bahwa terdapat beberapa definisi manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli, yaitu:
1) Menurut G.R. Terry.
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain. Manajemen juga dijelaskan sebagai suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
2) Menurut Mary Parker Follet.
Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lalin. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lalin untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
3) Menurut Prof. Dr. SP Siagian, MPA.
Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan orang lain.
4) Menurut Drs. The Liang Gie.
Manajemen adalah segenap proses kegiatan untuk menggerakkan sekelompok orang dan mengerahkan segenap fasilitas yang ada dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tercapai.
5) Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel.
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
C. Tujuan Manajemen
Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai oelah setiap manusia, begitu pula dengan manajemen, adapun tujuan dari manajemen adalah:
1) Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2) Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.
Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen mengambil 2 (dua) bidang sasaran yaitu :
1. Sumber daya manusia ( Human Resources).
Bentuk kegiatannya adalah berkaitan dengan usaha memimpin, memotivasi, menjuruskan, menertibkan, mengkoordinasi orang-orang agar aktivitasnya dapat merupakan indikator tercapainya tujuan.
2. Fasilitas ( Non Human Resources).
Bentuk kegiatannya adalah seluruh aktivitas memberdayakan, menghimpun, dan mengendalikan alat, benda, ruang, waktu, dan metode kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
D. Pembagian Manajemen
Manajemen apat dibedakan menjad beberapa bagian, tergantung kita dalam melihatnya dari sisi mana.
1. Dilihat dari segi tingkatannya, ada 3 (tiga) tingkatan yaitu :
a) Manajemen tingkat atas ( Top Management), misalkan direksi, presiden perusahaan, dan lain-lain.
b) Manajemen tingkat menengah ( Middle Management), misalkan kepala bagian, kepala divisi, dan lain-lain.
c) Manajemen tingkat bawah ( Low Management), misalakan mandor, kepala seksi, dan lain-lain.
2. Dilihat dari bidang masalahnya, yaitu:
a) Manajemen produksi.
b) Manajemen industri.
c) Manajemen keuangan.
d) Manajemen perkantoran.
e) Manajemen pemasaran.
f) Manajemen pembukuan.
g) Manajemen penjualan.
h) Manajemen pengangkutan.
3. Dilihat dari segi sejarah perkembangannya, yaitu:
a) Manajemen tradisional.
b) Manajemen sistematis.
c) Manajemen ilmiah.
E. Fungsi Manajemen
1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tugas pertama yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha, karena perencanaan merupakan setengah dari keberhasilan usaha. Perencanaan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dalam kegiatan perencanaan diperlukan 4 (empat) tingkat kemampuan dasar, yaitu:
a) Insight, yaitu kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan.
b) Forsight, yaitu kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan.
c) Studi eksploratif, yaitu kemampuan untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhan sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
d) Doorsight, yaitu kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.
Planning jangka panjang memiliki 2 (dua) karakteristik utama, yaitu:
a) Tujuan dan sasaran.
Karakteristik utama perencanaan jangka panjang adalah penetapan misi, tujuan, dan sasaran. Tujuan ditetapkan oleh manajemen puncak dan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
b) Peramalan (Forecasting) jangka panjang.
Perencanaan jangka panjang sering disebut dengan peramalan (Forecats Based Planning), dalam penerapannya dilakukan peramalan terlebih dahulu baru kemudian dibuat perencanaan berdasarkan ramalan yang sudah dibuat tersebut.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik ntuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi.
Ada 7 (tujuh) asaa pokok yang harus diperhatikan dalam setiap organisasi, yaitu:
a) Perumusan tujuan yang jelas.
b) Pembagian tugas.
c) Delegasi kekuasaan.
d) Rentang kekuasaan.
e) Tingkatan tat jenjang.
f) Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
g) Koordinasi.
Ketujuh asas di atas merupakan serangkaian tindakan untuk menciptakan keharmonisan hubungan yang dilakukan melalui koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi atau sering disebut dengan KISS.
3) Pelaksanaan atau Penerapan (Actuating)
Tahap ini adalah implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan.
4) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dalam segala bentuk kegiatan harus dilakukan sejak dari proses perencanaan, pengorganisasi, dan pelaksanaan, hal ini untuk dapat mewujudkan bentuk kejasama tim atau kelompok yang dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.
F. Riset Pemasaran adalah penelitian mendalam, sistematis, dan objektif, tentang fakta yang relevan dengan masalah yang dihadapi di bidang pemasaran.
Adapun prosedur dalam riset pasar, yaitu:
1. Penelitian pendahuluan.
2. Perencanaan penelitian.
3. Pelaksanaan penelitian.
4. Hasil penelitian.
5. Rekomendasi.
Riset pemasaran dibagi menjadi:
1. Analisis Pemasaran
Analisis pasar adalah penyelidikan keadaan pasar pada suatu saat tertentu. Analisis ini meliputi penyelidikan mengenai wilayah/teritorial, jalur/alur penjualan, konkurensi, daya beli, permintaan, penaaran, produk, dan kebutuhan.
2. Observasi Pasar
Observasi pasar adalah suatu bagian dari penyelidikan pasar yang bertugas mempelajari gerakan dan perubahan yang terdapat di daerah penjualan.

BAB 6

Manajemen Keuangan

1. Proyeksi Arus Kas

A. Pengertian Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan, akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment di dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.
1) Dana kas masuk (Cash in Flow)
Arus kas masuk (uang tunai) yang bersifat terus-menerus dapat berupa:
a) hasil penjualan.
b) penerimaan dan piutang.
Arus kas masuk yang bersifat tidak terus-menerus dapat berupa:
a) hasil penjualan saham.
b) penerimaaan dan pinjaman atau kredit.
c) penyertaan dari pemilik perusahaan.
d) hasil dari pengalihan atau penjualan harta perusahaan.
2) Dana kas keluar (Cash out Flow)
Arus kas keluar yang bersifat terus-menerus (kontinu) dapat berupa:
a) pembayaran gaji.
b) pembayaran upah.
c) pembelian bahan baku atau barang dagangan, dan sebagainya.
Arus kas keluar yang sifatnya tidak terus menerus dapat berupa:
a) pembayaran pajak,
b) pembayaran retribusi,
c) pembayaran bunga pinjaman,
d) pembelian aktiva tetap,
e) pembayaran angsuran pinjaman,
f) pembelian kembali saham perusahaan.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas minimal
Persediaan besi kas adalah jumlah minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu.
Persediaan kas minimal berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal itu tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar
Perimbangan yang baik mengenai jumlah dan waktu antara kas masuk dengan kas keluar mengakibatkan perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan kas yang besar, sebab setiap pengeluaran kas dipenuhi dari penerimaan kas.
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan.
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan aliran kas, hal ini untuk mencegah terjadinya kesulitas keuangan di masa yang akan datang. Kesulitan keuangan tersebut bisa terjadi karena adanya pemogokan kerja, banjir, kredit macet dan sebagainya.
3. Adanya hubungan baik dengan bank.
Perusahaan yang memiliki hubungan yang baik dengan pihak bank akan mempunyai kemudahan dalam mengatasi kesulitan keuangan, hal ini karena bank dapat sewaktu-waktu diminta bantuannya dalam penyediaan bantuan keuangan tanpa harus melalui proses yang panjang dan berbelit-belit.
C. Budget kas
Budget kas adalah suatu catatan yang dapat memberikan keterangan secara rinci tentang kondisi persediaan kas yang dimiliki oleh perusahaan, hal ini dilakukan sebagai cara untuk melakukan efisiensi keuangan perusahaan jika mengalami surplus keuangan maupun kondisi kesulitan keuangan atau defisit. Budget kas dapat dihitung dengan mencari selisih dari perkiraan penerimaan dengan penguluaran.
D. Tujuan penyusunan anggaran kas
Perusahaan melakukan penyusunan anggaran adalah dalam rangka untuk:
1) Menentukan posisi kas pada berbagai waktu
2) Memperkirakan kemungkinan terjadinya surpllus atau defisit
3) Sebagai acuan dalam mengambil kebijakan jangka pendek maupun kebijakan jangka panjang
4) Sebagai dasar bagi bank dalam memberikan kredit
5) Sebagai dasar dalam realisasi penggunaan kas yang dimiliki oleh perusahaan

7. Analisis Pulang Pokok ( Break Event Point)
a. Pengertian Break Even Point
Analisis pulang pokok (Break Even Point) merupakan analisa untuk mengetahui apakah jumlah produksi yang dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau kerugian. Keadaan pulang pokok/ Break Even Point (BEP) adalah keadaan produksi atau penjualan perusahaan memberikan jumlah pendapatan (penerimaan penjualan) sama besarnya dengan jumlah pengeluarannya. Dengan kata lain perusahaan tidak mendapatkan laba tetapi juga tidak mendapatkan kerugian, atau pada saat penghasilan total ( Total Revenue = TR) sama dengan biaya total ( Total Cost). Analisis Break Even Point digunakan untuk mencari hubungan antara biaya ttetap, biaya variabel, keuntungan , dan volume penjualan.
b. Unsur-unsur dalam penghitungan analisis BEP diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Penggolongan biaya dalam perusahaan menjadi biaya tetap atau biaya variabel.
2) Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah sebanding dengan volume penjualan.
3) Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah, meskipun tedapat perubahan volume produksi.
4) Selama peiode pelaksanaan analisis harga jual per unit tidak berubah.
5) Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Jika perusahaan memproduksi lebih dari satu produk, maka penghasilan dari penjualan masing-masing produk tetap atau konstan.
c. Macam-macam Biaya Pada Analisis BEP
1) Biaya tetap (Fixed Cost= FC)
Biaya tetap yang tidak berubah adalah dalam jumlah keseluruhan (total), sedangkan biaya tetap tiap unit akan semakin turun sesuai dengan penambahan jumlah produksi. Contihnya: sewa kantor (gedung), penyusutan mesin dan peralatan, seta gaji karyawan.
2) Biaya variabel ( Variable Cost= VC)
Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi perusahaan. Ada tiga jenis biaya variabel yaitu sebagai berikut:
a) Biaya variabel progresif yaitu biaya variabel tiap unit yang akan menjai besar apabila jumlah produk yang dibuat semakin besar.
b) Biaya variabel proporsional
1) Biaya variabel proposional
Biaya variabel proposional yaitu biaya variabel tiap unit akan selalu tetap berapapun jumlah produk yang akan dibuat perusahaan.
2) Biaya variabel degresif
Biaya variabel degresuf adalah biaya variabel tiap unit akan semakin menurun jika tingkat produksi semakin naik atau semakin besar.
d. Perhitungan Break Even Point ( BEP)
1) Perhitungan break even point atas dasar unit
2) Perhitungan BEP atas dasar penjualan dalam rupiah

8. LABA atau RUGI
A. Pengertian Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk periode tertentu. Adapun susunan laporan laba rugi menurut prinsip akuntansi indonesia 1984 adalah :
1) Perhitungan laba rugi perusahaan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu.
2) Cara penyajian perhitungan laba rugi adalah:
a) Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan beban
b) Sebaiknya disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel)
c) Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa.
Urutan yang biasa dibuat dalam laporan laba rugi stafel adalah sebagai berikut:
1) Hasil penjualan.
2) Harga pokok penjualan.
3) Biaya-biaya usaha.
4) Pos luar biasa.
5) Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi.
6) Pajak penghasilan.
B. Bentuk laporan laba rugi
Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk:
1) Multiple step
Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan terhadap pendapatan dan biaya, sehingga jelas diketahui berapa besar pendapatan dan berapa besar biaya yang dikeluarkan dalam satu periode.
2) Single step
Bentuk single step adalah bentuk laporan laba rugi yang dalam penyusunannya tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi dipisahkan antara:
a) Pendapatan dan laba
b) Biaya dan kerugian
Perhitungan laporan laba rugi secara matematika dapat diketahui melalui rumus:
P = TR-TC
dengan
P = Laba atau Rugi ( Profit)
TR = Total penerimaan ( Total Revenue)
TC = Total biaya ( Total cost)
Jika TR > TC, maka perusahaan memperoleh keuntungan
Jika TR < TC, maka perusahaan mengalami kerugian
Jika TR = TC, maka perusahaan dalam kondisi impas atau BEP atau kondisi titik pulang pokok.

9. NET PREVENT VALUE ( NPV ) dan INTERNAL RATE RETURN ( IRR )
Ada beberapa cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil analisa dari kondisi keuangan suatu perusahaan yang berkaitan dengan biaya dan pendapatan. Yaitu dengan menggunakan pendekatan metode NPV dan IRR
a. Net Prevent Value (NPV)
NPV adalah metode yang digunakan untk mengetahui nilai sekarang aliran kas masuk dan aliran kas keluar dengan menggunakan tingkat bunga tertentu dan kemudian membandingkan dengan selisih nilainya, dengan nilai riil kas sekarng.
b. Internal Rate Return (IRR)
Sebagaimana dalam perhitungan NPV, IRR juga berkaitan dengan perkiraan kondisi masa yang akan datang yang berkaitan dengan nilai uang. Kalau NPV memperkirakan nilai sekarng dari uang yang diinvestasikan, sedang IRR memperkirakan barapa tingkat keuntungan menginvestasikan sebagian dana. Perbedaan antara metode NPV dengan IRR adalah, Jika metode IRR tingkat suku bunga harus dicari dan dihitung, tetapi dalam metode NPV tingkat suku bunga dianggap sama tiap tahunnya.

BAB 7

Manajemen Sumber Daya Manusia(SDM)

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia(SDM)
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B. Fungsi-fungsi Operasional SDM antara lain:
1. Pengadaan
Pengadaan (Procrument) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan ketrampilan teknis, teoristik, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
3. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikannya kepada perusahaan.
4. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka bekerja sama sampai pensiun.
6. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
7. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putunya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
C. Pengertian Perencanaan SDM
Menurut Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa:
"Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi".

BAB 8

Menyusun Proposal Usaha

A. Pengertian Proposal Usaha
Proposal usaha memiliki beberapa definisi, antara lain:
1. Proposal usaha sebagai dokumen.
2. Proposal usaha merupakan dokumen tertulis yang dibuat oleh wirausaha yang memuat rencana secara rinci usaha baru yang akan dijalankan.
3. Proposal usaha sebagai media komunikasi.
4. Proposal usaha dapat digunakan sebagai media komunikasi bagi wirausaha karena memuat profit bisnis yang akan dijalankan.
5. Proposal usaha untuk melihat sasaran usaha.
6. Proposal usaha dapat digunakan untuk melihat sasaran usaha karena memuat apa yang akan dicapai oleh perusahaan.
7. Proposal usaha untuk melihat strategi usaha.
8. Proposal usaha dapat digunakan untuk melihat strategi usaha karena memuat arah tindakan atau cara untuk mencapai sasaran usaha.
B. Aspek-aspek proposal usaha
Beberapa aspek yang ada dalam menyusun proposal usaha diantaranya:
1. Aspek umum, menunjang usaha yang akan dijalankan.
2. Aspek keuntungan, merupakan tujuan utama perusahaan dan memungkinkan perusahaan berlangsung.
3. Aspek produksi, bagi wirausaha yang melakukan proses produksi, sedangkan wirausaha yang tidak membuat barang tetapi mengadakan barang, menyesuaikan.
4. Aspek pemasaran, sejauh mana barang dapat dipasarkan.
5. Aspek keuangan, tentang sumber keuangan dan penggunaannya.
6. Aspek lokasi,tempat usaha dijalankan.
7. Aspek manajemen, tentang pengelola usaha, posisi, tanggung jawab, dan kewajibannya, serta hubungan menurut sistem organisasi yang digunakan.
8. Aspek risiko, tentang kemungkinan risiko yang akan dihadapi serta cara mengantisipasi.
9. Aspek jadwal waktu, tentag aktivitas menurut waktu yang sudah ditentukan.
C. Alasan penting penyusunan proposal usaha
1. Dengan disusunnya proposal usaha merupakan pernyataan inisiatif calon wirausaha untuk membuka usaha.
2. Dengan disusunnya proposal usaha merupakan fokus tujuan yang akan dicapai bagi personil-personil yang ada dalam perusahaan.
3. Dengan disusunnya proposal usaha dapat mengundang orang-orang atau pihak-pihak tertentu yang potensial untuk bergabung dan bekerja sama dalam usaha.
4. Dengan disusunnya proposal usaha dapat digunakan untuk mengatur kerja sama dengan perusahaan lainnya.
D. Manfaat proposal usaha
1. Membantu wirausaha berpikir praktis dan objektif tentang usaha yang akan dijalankan.
2. Membantu wirausaha dalam bersaing, karena melalui proposal sudah dianalisis secara cermat tingkat keberhasilan.
3. Membantu wirausaha untuk mengkomunikasikan gagasan usahanya kepada pihak lain.
4. Dapat digunakan untuk membandingkan antara perkiraan dengan hasil yang nyata.
5. Membantu wirausaha untuk mengembangkan dan menguji strategi serta hasil yang diharapkan.
E. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun proposal usaha:
1. Tujuan yang ingin dicapai harus realistik, yaitu spesifik dan dapat diukur.
2. Fleksibel,yaitu memberi kemungkinan perubahan dengan tidak mengubah tujuan pokok, dan memungkinkan adanya alternatif strategi yang dapat diformulasikan.
3. Komitmen, yaitu mendapat dukungan berbagai pihak seperti karyawan, mitra bisnis dan lain sebagainya yang terkit.
F. Pengetahuan dan kemampuan wirausaha agar mampu membuat prposal usaha:
1. Pengetahuan tentang teknologi dan daya kreativitas.
2. Pengetahuan akan produk dan kemampuan memasarkan.
3. Kemampuan memproyeksikan finansial perusahaan.
G. Jenis-jenis proposal yang dapat dibuat:
1. Proposal usaha dagang
2. Proposal usaha jasa
3. Proposal usaha industri
12. DRAFT PROPOSAL
a. Persiapan yang diperlukan sebelum menyusun draft proposal usaha:
1. Menetapkan jenis usaha.
2. Menetapkan aspek produk yang akan diusahakan.
3. Menetapkan aspek pemasaran produk.
4. Menetapkakn teknis distribusi produk.
5. Menetapakan aspek organisasi dan manajemen.
6. Menetapakan aspek yuridis.
7. Melaksanakan aspek administrasi.
8. Menetapkan aspek keuangan.
9. Mempelajari aspek kebijakan pemerintah.
10. Mempelajari aspek AMDAL.
b. Kerangka Proposal Usaha
Pada prinsip tidak ada peraturan baku dalam menyusun kerangka proposal, maka kerangka proposal disesuaikan menurut kebutuhan.
Berikut ini diutarakan beberapa model kerangka proposal, sebagai berikut:
* Model 1:
- Halaman depan berisi nama dan alamat perusahaan dan nama orang yang bertanggung jawab.
- Daftar isi
Memuat isi draft proposal usaha dengan nomor halaman.
Bab I Pendahuluan
A. Nama dan alamat perusahaan
B. Nama dan alamat pemilik
C. Informasi usaha
Bab II Aspek Usaha
A. Deskripsi umum usaha
B. Latar belakang usaha
C. Struktur organisasi
D. Struktur pemilik modal
E. Spesifikasi usaha yang dijalankan
Bab III Aspek Pemasaran
A. Potensi pasr
B. Kondisi pesaing
C. Strategi pemasaran
Bab IV Aspek Penjualan
A. Penetapan harga
B. Sistem penjualan
C. Sistem distribusi
D. Promosi
Bab V Aspek Manajemen
A. Risiko dan hambatan
B. Tindakan alternatif
Bab VI Aspek Produksi
A. Bahan-bahan Produksi
B. Alat-alat produksi
C. Tenaga kerja
D. Proses produksi
E. Kualitas produk
F. Kuantitas produk
Bab VII Aspek Keuangan
A. Neraca awal
B. Proyeksi aliran kas
C. Analisis titik impas (Break even point)
D. Sumber permodalan
Lampiran
A. Data studi kelayakan
B. Dokumen-dokumen perjanjian

Bab 9

Resiko Usaha

1. Pengertian Resiko
Menurut Vaughan (1978) dalam bukunya "Fundamental of Risk and Insurance", mengemukakan bahwa secara definisi, resiko dapat diartikan sebagai berikut:
A. Resiko adalah kans kerugian (Risk is the chance of loss)
Resiko digunakan sebagai suatu halyang menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian.
B. Resiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss)
Possibility merupakan suatu kemungkinan. Jadi dalam suatu wirausaha, kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dalam memulai suatu usaha disebut sebagai suatu resiko.
C. Resiko adalah ketidakpastian (Risk is Uncertainty)
Ketidakpastian pasti melekat pada pendirian suatu usaha. Baik ketidakpastian kerugian, keuntungan dan ketidakpastian yang lain yang dapat berdampak pada usaha.
2. Macam-macam Resiko
A. Menurut sifatnya resiko dibedakan menjadi:
1. Resiko murni
Resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misalnya, kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan dan sebagainya.
2. Resiko spekulatif
Resiko yang sengaja ditimbulkan oleh bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misalnya, utang piutang, perdagangan berjangka.
3. Resiko fundamental
Resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.
B. Menurut sumber/penyebab timbulnya, resiko dibedakan menjadi:
1. Resiko internal
Resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti kerugian aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan kerja.
2. Resiko eksternal
Resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga dan sebagainya.

BAB 10

KEPUTUSAN

1. Membuat Keputusan (Decision Making)
Adalah suatu proses pemilihan alternatif tertentu dari berbagai alternatif yang ada hubungannya dengan suatu pengambilan keputusan untuk berwirausaha. Pengambilan keputusan yang diambil seorang wirausaha erat hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis untuk memulai suatu usaha mengembangkan usaha. Diantara keputusan tersebut yaitu:
a. Keputusan untuk menentukan jenis/bidang usaha yang akan diambil.
b. Keputusan untuk produksi.
c. Keputusan positioning, yaitu menenntukan target konsumen yang akan dibidik.
Jadi membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan.
2. Faktor dan Pembagian Mmembuat Keputusan
Adapun faktor dan pertimbangan dalam membuat keputusan terakhir, para wirausaha di dalam mengelola bisnisnya sebagai berikut:
a. Ukuran dan kompleksitas bisnis
b. Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis
c. Fasilitas yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sistem
d. Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk berbagai jenis system dan fasilitas latihan yang tersedia
e. Jumlah transaksi yang harus diproses

f. Faktor-faktor keuangan
3. Macam-macam keputusan
Menurut bidangnya, dalam usaha ada beberapa tipe keputusan sebagai berikut:
a. keputusan produksi
b. keputusan penjualan
c. keputusan permodalan
d. keputusan kepegawian
Keputusan yang diambil oleh wirausaha hendaknya tidak semaata-mata didasarkan atas aklamasi. Setelah keputusan siap dibuat, dan semua alternatif telah dijajagi, serta resiko untung ruginya sudah dipertimbangkan, maka selanjutnya adalah membangkitkan keberanian untuk memutuskan suatu tujuan.

4. Dasar dan Teknik Membuat Keputusan

Dasar dan teknik membuat keputusan adalah sebagai berikut:
a. Intuisi
Pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah pembuataan keputusan berdasarkan penggunaan perasaan orang yang membuat keputusan tersebut. Adapun keuntungan pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah:
1) keputusan dapat dibuat dengan cepat
2) mengutamakan yang paling penting
3) dipergunakan kemampuan cara pembuatannya

b. Fakta
Pembuatan keputusan berdasarkan fakta merupakan pembuatan keputusan yang paling baik dan cukup menyakinkan, sehingga orang-orang yang merasakan akibat dari keputusan tersebut tidak bisa membantah keputusan-keputusan yang diambil. Adapun fakta-fakta tersebut berupa:
1. perlu diusahakan sebaik-baiknya
2) perlu diselidiki dengan teliti
3) perlu diklasifikasi dengan tepat
4) perlu ditafsirkan dengan hati-hati

c.Pengalaman
Dalam membuat keputusan perlu diperhatikan kejadian-kejadian pada masa lalu sebab pengalaman akan memberikan petunjuk bagi membuat keputusan. Pengalaman seorang wirausaha di dalam mengelola bisnisnya antara lain:
1) pengalaman berupa sikap atau nilai
2) pengalaman berupa pengetahuan
3) pengalaman berupa keterampilan
5. Pembuat keputusan

Pembuat keputusan yaitu orang atau kelompok yang akan mengambil keputusan diantaranya:
a. orientasi penerimaan, wirausaha yang berorientasi penerimaan berfikir bahwa sumber dari semua yang baik ada di luar diri mereka sendiri, akibatnya mereka sangat bergantung pada sasaran-sasaran anggota lainnya.
b. orientasi eksploitasi, wirausaha yang memiliki orientasi eksploitasi hampir mirip dengan berorientasi penerimaan
c. orientasi penimbunan, wirausaha jenis ini sangat menutup diri dari gagasan-gagasan yang datang dari luar
d. orientasi pemasaran, wirausaha jenis ini akan mengambil keputusan yang akan menaikkan harga mereka dimata orang lain, tidak peduli apakah organisasi menderita kerugian

6. Analisis SWOT
Secara konvensional suatu keputusan diambil berdasarkan pada perncanaan usaha yang didahului dengan analisis untuk mengetahui usaha dari segi, kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang dihadapi oleh perusahaan. Adapun proses perencanaan usaha secara sistematis meliputi 8 (delapan) tahapan sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
b. Mengumpulkan data, fakta dan informasi
c. Pembahasan data, fakta dan informasi
d. Merumuskan sasaran usaha
e. Merumuskan berbagai macam alternatif
f. Merumuskan rencana strategis
g. Merumuskan rencana taktis
1) Manfaat analisis SWOT
Dengan adanya analisis SWOT seorang wirausahawan akan cepat mengetahui peta konkret tentang kondisi, keberadaan dan peluang yang dimiliki dibandingkan dengan kompetitor, begitu pula ancamannya. Begitu pula dengan adanya informasi dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan, seorang wirausahawan yang bersangkutan akan mengetahui:
a. adakah kekuataan (Strength) yang dapat mendukung kekuatan untuk mencapai sasaran usaha?
b. Apa kelemahan (Weakness) yang membatasi atau menghambat kemampuan dalam mencapai sasaran usaha?
c. Dimanakah peluang usaha tersebut (Opprtunity)?
d. Apa saja yang dapat mengancam dan membahayakan kegiatan usaha (Threat)?
Apabila seorang wirausahawan akan memanfaatkan analisis SWOT didalam usahanya maka pergunakanlah:
a. S (Strength) kekuataan dan pupuklah atau bina terus usahanya.
b. W (Weakness) tempuhlah segala daya upaya untuk dapat mengatasi kelemahan usahanya.
c. O (Opportunity) manfaatkanlah segala peluang seluas-luasnya.
d. T (Threat) waspada dan berjaga-jaga terhadap ancaman dari para pesaing usahanya.
Tiap persiapan minimal yang dapat memenuhi ukuran kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran dinyatakan sebagai:
1. Kekuatan (Strength) bagi faktor internal.
2. Peluang (Opportunity) bagi faktor eksternal.
Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai artinya tidak memenuhi ukuran kesiapan dinyatakansebagai:
1. Kelemahan (Weakness) bagi faktor internal.
2. Ancaman (Threath) bagi faktor eksternal.
Dari hasil analisis SWOT kemudian dipilih langkah-langkah pemecahan dalam berbagai persoalan, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi-fungsi yang tidak siap agar menjadi siap.

Faktor-faktor yang dikaji dalam analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan alat analisis dasar untuk merumuskan suatu strategi usaha berdasarkan kegiatan. Dalam analisis SWOT faktor yang dikaji didasarkan atas matriks yang dibuat oleh Boston Consulting Group (BCG) sebagai berikut:
a. faktor intternal terdiri atas Advertensi, jenis jasa pelayanan, distribusi, kekuatan, pengembangan produk, kualitas, penjualan, pemasaran.
b. faktor eksternal terdiri tingkat penjualan musiman, demografi, teknologi.

Bab 11

Mempertahankan Jiwa Kewirausahaan

A. Terminologi Kewirausahaan (Intrapreneurship)

Beberapa tahun belakangan ini topik intrapreneurship semakin popular. Dari sekian
banyak masih ada kekeliruan dalam memahami konsep yang mendasari
intrapreneurship tersebut. Kebanyakan definisi yang ada menyebutkan bahwa
intrapreneurship tidak lepas dari aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai dengan persetujuan organisasi dan komitmen sumber daya untuk tujuan inovatif. Pada
dasarnya pokok tujuan intrapreneurship adalah mengembangkan semangat
entrepreneurial dalam ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim guna tercapainya kesejahteraan.
Intrapreneur Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel. Intrapreneurship Kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada (Stoner,1995) Entrepreneur Orang yang berusaha mendirikan usaha baru/organisasi baru.

B. Kebutuhan Akan Sifat Kewirausahaan Dalam Organisasi
Banyak perusahaan menyadari akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam
organisasinya (Peter dan Waterman dalam bukunya A Passion of Excellence).
Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan munculnya
permasalahan seperti :
1. Semakin banyak pesaing yang mempunyai keunggulan
2. Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen
3. Banyak SDM berpotensi hengkang dan lebih memilih menjadi wirausaha

C. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi
Hambatan-hambatan yang biasanya dialami oleh perusahaan adalah tidak efektifnya
penerapan teknik tradisional manajemen pada pengembangan suatu bidang baru.
Pemahaman tentang hambatan-hambatan tersebut merupakan hal yang penting
dalam membantu perkembangan kewirausahaan perusahaan mengingat hal tersebut
merupakan kunci dasar penumbuhan iklim inovasi.
Faktor-faktor yang mendukung utuk tercapainya keberhasilan inovasi-inovasi menurut
James Brian Quinn (1995) adalah :
1. Iklim inovasi dan visi
2. Orientasi pasar
3. Organisasi yang tetap datar dan kecil
4. Proses belajar interaktif

D. Elemen-Elemen Spesifik Strategi Intrapreneurial Korporat

Dalam upaya untuk menciptakan strategi intrapreneurial, perusahaan harus
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut ini :
1. Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat
merekrut orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik.
2. Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer
untuk menjadi guru, pelatih dan mentor.
3. Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya mencari perusahaan terbaik
yang menyediakan program bonus.
4. Wewenang manajemen akan degantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh
koordinasi dan dukungan horizontal.
5. Intrapreneurship dalam korporasi memperbolehkan seorang pegawai.
6. Mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa resiko
meninggalkan perusahaan.
7. Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil dan belajar
bagaimana bisa fleksibel, mendorong inovasi, serta membakar semangat
pegawainya.
Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi intrapreneurial ini, ada
beberapa langkah penting yang perlu dilakukan :
1. Penngembangan visi
2. Dorongan inovasi
3. Penstrukturan suatu iklim intrapreneurial
4. Pengembangan tim usaha
Ada satu cara bagi perusahaan untuk mengembangkan iklim intrapreneurial, yakni
melalui program Intrapreneurship Training Program (ITP). Program tersebut dirancang
untuk melatih para peserta untuk mendukung intrapreneurship dalam lingkup
pekerjaan masing-masing. Program ini mencakup :
• Pengenalan
• Kreativitas individu
• Intrapreneuring
• Penilaian budaya yang ada saat ini
• Perencanaan bisnis
• Perencanaan tindakan

E. Penghapusan Mitos Tentang Intrapreneurial
Ada kesamaan mendasar antara entrepreneur dengan intrapreneur. Akibatnya mitosmitos
keliru tentang entrepreneur menulari juga intrapreneur.

• Mitos : motivasi utama dari seorang entrepreneur (intrapreneur) adalah keinginan
untuk kemakmuran, karenanya uang adalah tujuan utama.
Kenyataan : motivasi utama dari entrepreneur (intrapreneur) adalah proses inovasi :
kebebasan dan kemampuan adalah motivasi utama, uang hanya sebuah alat dan
symbol kesuksesan.

• Mitos : entrepreneur adalah pengambil resiko tinggi – mereka adalah penjudi yang
memainkan taruhan besar.
Kenyataan : wirausaha adalah seorang yang realistis dengan mengambil resiko
menengah. Karena ia memperhitungkan resiko yang dihadapi.

Bab 12

Etika Bisnis & Kewirausahaan

1.1.ETIKA BISNIS DAN ISU TERKAIT

Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah satu maknanya
adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”. Makna kedua
menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian moralitas”. Tapi meskipun etika
berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah
semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri,
sedangkan moralitas merupakan subjek.

A. Moralitas
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar
dan salah, atau baik dan jahat.
Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan
yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”.
Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman,
pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan
perkumpulan.

Hakekat standar moral :
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan
secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif
tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya)
kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan
yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik
bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak
memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu
dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.

B. Etika
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral
masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam
kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk
diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah
mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.

C. Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke
dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi
dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi.

D. Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban
diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?

Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :

Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang
mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan
bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan
mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam
pengertian yang sama yang dilakukan manusia.

Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal
berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal
mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta
mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan
tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan
perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

E. Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi
serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa
komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar
terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan
pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF,
dan lain sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab
dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda. Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.

F. Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat. Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada.
Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif.
Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan
moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan
moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.

G. Teknologi dan Etika Bisnis
Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat
dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling mencolok adalah
revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi menyebabkan beberapa
perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang pesat dan hilangnya jarak,
kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya
tidak terprediksi. Dengan perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan
setumpuk persoalan etis baru yang menarik.

1.2 PERKEMBANGAN MORAL DAN PENALARAN MORAL

A. Perkembangan Moral
Riset psikologi menunjukkan bahwa, perkembangan moral seseorang dapat berubah
ketika dewasa. Saat anak-anak, kita secara jujur mengatakan apa yang benar dan apa
yang salah, dan patuh untuk menghindari hukuman. Ketika tumbuh menjadi remaja,
standar moral konvensional secara bertahap diinternalisasikan. Standar moral pada tahap ini didasarkan pada pemenuhan harapan keluarga, teman dan masyarakat sekitar. Hanya sebagian manusia dewasa yang rasional dan berpengalaman memiliki kemampuan
merefleksikan secara kritis standar moral konvensional yang diwariskan keluarga, teman, budaya atau agama kita. Yaitu standar moral yang tidak memihak dan yang lebih
memperhatikan kepentingan orang lain, dan secara memadai menyeimbangkan perhatian
terhadap orang lain dengan perhatian terhadap diri sendiri.
Menurut ahli psikologi, Lawrence Kohlberg, dengan risetnya selama 20 tahun,
menyimpulkan, bahwa ada 6 tingkatan (terdiri dari 3 level, masing-masing 2 tahap) yang teridentifikasi dalam perkembangan moral seseorang untuk berhadapan dengan isu-isu moral.

Tahapannya adalah sebagai berikut :

1) Level satu : Tahap Prakonvensional
Pada tahap pertama, seorang anak dapat merespon peraturan dan ekspektasi sosial dan
dapat menerapkan label-label baik, buruk, benar dan salah.

Tahap satu : Orientasi Hukuman dan Ketaatan
Pada tahap ini, konsekuensi fisik sebuah tindakan sepenuhnya ditentukan oleh kebaikan atau keburukan tindakan itu. Alasan anak untuk melakukan yang baik adalah untuk menghindari hukuman atau menghormati kekuatan otoritas fisik yang lebih besar.

Tahap dua : Orientasi Instrumen dan Relativitas
Pada tahap ini, tindakan yang benar adalah yang dapat berfungsi sebagai instrument
untuk memuaskan kebutuhan anak itu sendiri atau kebutuhan mereka yang dipedulikan
anak itu.

2) Level dua : Tahap Konvensional
Pada level ini, orang tidak hanya berdamai dengan harapan, tetapi menunjukkan loyalitas terhadap kelompok beserta norma-normanya. Remaja pada masa ini, dapat melihat situasi dari sudut pandang orang lain, dari perspektif kelompok sosialnya.

Tahap Tiga : Orientasi pada Kesesuaian Interpersonal
Pada tahap ini, melakukan apa yang baik dimotivasi oleh kebutuhan untuk dilihat sebagai pelaku yang baik dalam pandangannya sendiri dan pandangan orang lain.

Tahap Empat : Orientasi pada Hukum dan Keteraturan
Benar dan salah pada tahap konvensional yang lebih dewasa, kini ditentukan oleh
loyalitas terhadap negara atau masyarakat sekitarnya yang lebih besar. Hukum dipatuhi kecuali tidak sesuai dengan kewajiban sosial lain yang sudah jelas.

3) Level tiga : Tahap Postkonvensional, Otonom, atau Berprinsip
Pada tahap ini, seseorang tidak lagi secara sederhana menerima nilai dan norma
kelompoknya. Dia justru berusaha melihat situasi dari sudut pandang yang secara adil
mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dia mempertanyakan hukum dan nilai yang
diadopsi oleh masyarakat dan mendefinisikan kembali dalam pengertian prinsip moral
yang dipilih sendiri yang dapat dijustifikasi secara rasional. Hukum dan nilai yang pantas adalah yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang memotivasi orang yang rasional untuk menjalankannya.

Tahap Lima : Orientasi pada Kontrak Sosial
Tahap ini, seseorang menjadi sadar bahwa mempunyai beragam pandangan dan pendapat
personal yang bertentangan dan menekankan cara yang adil untuk mencapai consensus
dengan kesepahaman, kontrak, dan proses yang matang. Dia percaya bahwa nilai dan
norma bersifat relative, dan terlepas dari consensus demokratis semuanya diberi toleransi.

Tahap Enam : Orientasi pada Prinsip Etika yang Universal
Tahap akhir ini, tindakan yang benar didefinisikan dalam pengertian prinsip moral yang dipilih karena komprehensivitas, universalitas, dan konsistensi. Alasan seseorang untuk melakukan apa yang benar berdasarkan pada komitmen terhadap prinsip-prinsip moral tersebut dan dia melihatnya sebagai criteria untuk mengevaluasi semua aturan dan tatanan moral yang lain.

Teori Kohlberg membantu kita memahami bagaimana kapasitas moral kita berkembang
dan memperlihatkan bagaimana kita menjadi lebih berpengalaman dan kritis dalam
menggunakan dan memahami standar moral yang kita punyai. Namun tidak semua orang
mengalami perkembangan, dan banyak yang berhenti pada tahap awal sepanjang
hidupnya. Bagi mereka yang tetap tinggal pada tahap prakonvensional, benar atau salah terus menerus didefinisikan dalam pengertian egosentris untuk menghindari hukuman dan melakukan apa yang dikatakan oleh figur otoritas yang berkuasa. Bagi mereka yang mencapai tahap konvensional, tetapi tidak pernah maju lagi, benar atau salah selalu didefinisikan dalam pengertian norma-norma kelompok sosial mereka atau hukum negara atau masyarakat mereka. Namun demikian, bagi yang mencapai level postkonvensional dan mengambil pandangan yang reflektif dan kritis terhadap standar moral yang mereka yakini, benar dan salah secara moral didefinisikan dalam pengertian prinsip-prinsip moral yang mereka pilih bagi mereka sendiri sebagai yang lebih rasional dan memadai.

B. Penalaran Moral
Penalaran moral mengacu pada proses penalaran dimana prilaku, institusi, atau kebijakan dinilai sesuai atau melanggar standar moral. Penalaran moral selalu melibatkan dua komponen mendasar :
1. Pemahaman tentang yang dituntut, dilarang, dinilai atau disalahkan oleh standar
moral yang masuk akal.
2. Bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang, kebijakan, institusi, atau
prilaku tertentu mempunyai ciri-ciri standar moral yang menuntut, melarang,
menilai, atau menyalahkan.
3. Menganalisis Penalaran Moral

Ada beberapa criteria yang digunakan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan
penalaran moral, yaitu :
• Penalaran moral harus logis.
• Bukti factual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan dan
lengkap.
• Standar moral yang melibatkan penalaran moral seseorang harus konsisten.

1.3 ARGUMEN YANG MENDUKUNG DAN YANG MENETANG ETIKA BISNIS
Banyak yang keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Bagian
ini membahas keberatan-keberatan tersebut dan melihat apa yang dapat dikatakan
berkenaan dengan kesetujuan untuk menerapkan etika ke dalam bisnis.
Tiga keberatan atas penerapan etika ke dalam bisnis :
Orang yang terlibat dalam bisnis, kata mereka hendaknya berfokus pada pencarian
keuntungan finansial bisnis mereka dan tidak membuang-buang energi mereka atau
sumber daya perusahaan untuk melakukan ”pekerjaan baik”. Tiga argumen diajukan
untuk mendukung perusahaan ini :

Pertama, beberapa berpendapat bahwa di pasar bebas kompetitif sempurna, pencarian
keuntungan dengan sendirinya menekankan bahwa anggota masyarakat berfungsi dengan
cara-cara yang paling menguntungkan secara sosial. Agar beruntung, masing-masing
perusahaan harus memproduksi hanya apa yang diinginkan oleh anggota masyarakat dan
harus melakukannya dengan cara yang paling efisien yang tersedia. Anggota masyarakat
akan sangat beruntung jika manajer tidak memaksakan nilai-nilai pada bisnis, namun
mengabdikan dirinya pada pencarian keuntungan yang berfokus.
Argumen tersebut menyembunyikan sejumlah asumsi yaitu : Pertama, sebagian besar
industri tidak ”kompetitif secara sempurna”, dan sejauh sejauh perusahaan tidak harus berkompetisi, mereka dapat memaksimumkan keuntungan sekalipun produksi tidak
efisien. Kedua, argumen itu mengasumsikan bahwa langkah manapun yang diambil untuk
meningkatkan keuntungan, perlu menguntungkan secara sosial, sekalipun dalam
kenyataannya ada beberapa cara untuk meningkatkan keuntungan yang sebenarnya
merugikan perusahaan : membiarkan polusi, iklan meniru, menyembunyikan cacat
produksi, penyuapan. Menghindari pajak, dsb. Ketiga, argumen itu mengasumsikan
bahwa dengan memproduksi apapun yang diinginkan publik pembeli, perusahaan
memproduksi apa yang diinginkan oleh seluruh anggota masyarakat, ketika kenyataan
keinginan sebagian besar anggota masyarakat (yang miskin dan dan tidak diuntungkan)
tidak perlu dipenuhi karena mereka tidak dapat berpartisipasi dalam pasar. Keempat,
argumen itu secara esensial membuat penilaian normatif.

Kedua, Kadang diajukan untuk menunjukan bahwa manajer bisnis hendaknya berfokus
mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan pertimbangan etis, yang oleh
Ale C. Michales disebut ”argumen dari agen yang loyal”. Argumen tersebut secara
sederhana adalah sbb :
Sebagai agen yang loyal dari majikannya manajer mempunyai kewajiban untuk melayani
majikannya ketika majikan ingin dilayani (jika majikan memiliki keakhlian agen).
Majikan ingin dilayani dengan cara apapun yang akan memajukan kepentingannya
sendiri. Dengan demikian sebagai agen yang loyal dari majikannya, manajer mempunyai
kewajiban untuk melayani majikannya dengan cara apapun yang akan memajukan
kepentingannya.
Argumen agen yang loyal adalah keliru, karena ”dalam menentukan apakah perintah
klien kepada agen masuk akal atau tidak... etika bisnis atau profesional harus
mempertimbangkan” dan ”dalam peristiwa apapun dinyatakan bahwa agen mempunyai
kewajiban untuk tidak melaksanakan tindakan yang ilegal atau tidak etis”. Dengan
demikian, kewajiban manajer untuk mengabdi kepada majikannya, dibatasi oleh batasanbatasan moralitas.

Ketiga, untuk menjadi etis cukuplah bagi orang-orang bisnis sekedar mentaati hukum :
Etika bisnis pada dasarnya adalah mentaati hukum.
Terkadang kita salah memandang hukum dan etika terlihat identik. Benar bahwa hukum
tertentu menuntut perilaku yang sama yang juga dituntut standar moral kita. Namun
demikian, hukum dan moral tidak selalu serupa. Beberapa hukum tidak punya kaitan
dengan moralitas, bahkan hukum melanggar standar moral sehingga bertentangan dengan
moralitas, seperti hukum perbudakan yang memperbolehkan kita memperlakukan budak
sebagai properti. Jelas bahwa etika tidak begitu saja mengikuti hukum.
Namun tidak berarti etika tidak mempunyai kaitan dengan hukum. Standar Moral kita
kadang dimasukan ke dalam hukum ketika kebanyakan dari kita merasa bahwa standar
moral harus ditegakkan dengan kekuatan sistem hukum sebaliknya, hukum dikritik dan
dihapuskan ketika jelas-jelas melanggar standar moral.

Kasus etika dalam bisnis

Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatur
semua aktivitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis merupakan aktitivitas manusia yang disengaja, etika hendaknya juga berperan dalam bisnis. Argumen lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan aktivitas kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan perilaku etis.
Dalam masyarakat tanpa etika, seperti ditulis oleh filsuf Hobbes, ketidakpercayaan dan kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan ”perang antar manusia terhadap manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi ”kotor, brutal, dan dangkal”. Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Katena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama adalah mempromosikan perilaku etika kepada anggotanya dan juga masyarakat luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten
dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari keuntungan. Contoh Merck dikenal
karena budaya etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan
perusahaan yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan sepanjang
masa.
Apakah ada bukti bahwa etika dalam bisnis secara sistematis berkorelasi dengan
profitabilitas? Apakah Perusahaan yang etis lebih menguntungkan dapripada perusahaan
lainnya ?
Beberapa studi menunjukan hubungan yang positif antara perilaku yang bertanggung
jawab secara sosial dengan profitabilitas, beberapa tidak menemukan korelasi bahwa
etika bisnis merupakan beban terhadap keuntungan. Studi lain melihat, perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial bertransaksi di pasar saham, memperoleh pengembalian yang lebih tinggi daripada perusahaan lainnya. Semua studi menunjukan bahwa secara keseluruhan etika tidak memperkecil keuntungan, dan tampak justru berkontribusi pada keuntungan.
Dalam jangka panjang, untuk sebagian besar, lebih baik menjadi etis dalam bisnis dari pada tidak etis. Meskipun tidak etis dalam bisnis kadang berhasil, namun perilaku tidak etis ini dalam jangka panjang, cenderung menjadi kekalahan karena meruntuhkanhubungan koperatif yang berjangka lama dengan pelanggan, karyawan dan anggota masyarakat dimana kesuksesan disnis sangat bergantung.
Akhirnya kita harus mengetahui ada banyak bukti bahwa sebagian besar orang akan
menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang mereka persepsi berperilaku
tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi berperilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk membeli
produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan menunjukan absentisme lebih
tinggi, produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah lebih tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya,etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif.
Dengan demikian, ada sejumlah argumen yang kuat, yang mendukung pandangan bahwa
etika hendaknya diterapkan dalam bisnis.

1.4 TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN MORAL
Kapankah secara moral seseorang bertanggung jawab atau disalahkan, karena melakukan
kesalahan? Seseorang secara moral bertanggung jawab atas tindakannya dan efek-efek
merugikan yang telah diketahui ;
a. Yang dilakukan atau dilaksanakan seseorang dengan sengaja dan secara bebas
b. Yang gagal dilakukan atau dicegah dan yang secara moral keliru karena orang itu
dengan sengaja atau secara bebas gagal melaksanakan atau mencegahnya.
Ada kesepakatan umum, bahwa ada dua kondisi yang sepenuhnya menghilangkan
tanggung jawab moral seseorang karena menyebabkan kerugian ;
1. Ketidaktahuan
2. Ketidakmampuan
Keduanya disebut kondisi yang memaafkan karena sepenuhnya memaafkan orang dari
tanggung jawab terhadap sesuatu. Jika seseorang tidak mengetahui, atau tidak dapat
menghindari apa yang dia lakukan, kemudian orang itu tidak berbuat secara sadar, ia
bebas dan tidak dapat dipersalahkan atas tindakannya. Namun, ketidaktahuan dan
ketidakmampuan tidak selalu memaafkan seseorang, salah satu pengecualiannya adalah
ketika seseorang mungkin secara sengaja, membiarkan dirinya tidak mau mengetahui
persoalan tertentu.
Ketidakmampuan bisa jadi merupakan akibat lingkungan internal dan eksternal yang
menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan sesuatu atau tidak dapat menahan
melakukan sesuatu. Seseorang mungkin kekurangan kekuasaan, keahlian, kesempatan
atau sumber daya yang mencukupi untuk bertindak. Seseorang mungkin secara fisik
terhalang atau tidak dapat bertindak, atau pikiran orang secara psikologis cacat sehingga mencegahnya mengendalikan tindakannya. Ketidakmampuan mengurangi tanggung
jawab karena seseorang tidak mempunyai tanggung jawab untuk melakukan (atau
melarang melakukan) sesuatu yang tidak dapat dia kendalikan. Sejauh lingkungan
menyebabkan seseorang tidak dapat mengendalikan tindakannya atau mencegah kerugian
tertentu, adalah keliru menyalahkan orang itu.
Sebagai tambahan atas dua kondisi yang memaklumkan itu (ketidaktahuan dan
ketidakmampuan), yang sepenuhnya menghilangkan tanggung jawab moral seseorang
karena kesalahan, ada juga beberapa faktor yang memperingan, yang meringankan
tanggung jawab moral seseorang yang tergantung pada kejelasan kesalahan. Faktor yang
memperingan mencakup :
• Lingkungan yang mengakibatkan orang tidak pasti, namun tidak juga tidak yakin
tentang apa yang sedang dia lakukan ( hal tersebut mempengaruhi pengetahuan
seseorang)
• Lingkungan yang menyulitkan, namun bukan tidak mungkin untuk menghindari
melakukannya (hal ini mempengaruhi kebebasan seseorang)
• Lingkungan yang mengurangi namun tidak sepenuhnya menghilangkan
keterlibatan seseorang dalam sebuah tindakan (ini mempengaruhi tingkatan
sampai dimana seseorang benar-benar menyebabkan kerugian)
Hal tersebut dapat memperingan tanggung jawab seseorang karena kelakuan yang keliru
yang tergantung pada faktor keempat, yaitu keseriusan kesalahan.
Kesimpulan mendasar tentang tanggung jawab moral atas kesalahan atau kerugian yang
memperingan tanggung jawab moral seseorang yaitu :
1. Secara moral individu, bertanggung jawab atas tindakan yang salah yang dia
lakukan (atau yang secara keliru dia lalaikan) dan atas efek-efek kerugian yang
disebabkan (atau yang gagal dia cegah) ketika itu dilakukan dengan bebas dan
sadar.
2. Tanggung jawab moral sepenuhnya dihilangkan (atau dimaafkan) oleh
ketidaktahuan dan ketidakmampuan
3. Tanggung jawab moral atas kesalahan atau kerugian diringankan oleh :
• Ketidak pastian
• Kesulitan
Bobot keterlibatan yang kecil (meskipun kegagalan tidak memperingan jika seseorang
mempunyai tugas khusus untuk mencegah kesalahan), namun cakupan sejauh mana halhal
tersebut memperingan tanggung jawab moral seseorang kepada (dengan) keseriusan
kesalahan atau kerugian. Semakin besar keseriusannya, semakin kecil ketiga faktor
pertama tadi dapat meringankan.
Para kritikus berdebat, apakah semua faktor yang meringankan itu benar-benar
mempengaruhi tanggung jawab seseorang? Beberapa berpendapat bahwa, kejahatan tidak
pernah diterima, tidak peduli tekanan apakah yang terjadi pada seseorang. Kritikus lain berpendapat, membiarkan secara pasif suatu kesalahan terjadi, tidak berbeda dengan secara aktif menyebabkan suatu kesalahan terjadi.

HAL – HAL YANG MENARIK

1. Dasar Etika adalah Moral
Apa yang dimaksud dengan etika? Menurut kamus ada banyak arti dari etika diantaranya
adalah :
• Prinsip – prinsip yang digunakan untuk mengatur prilaku individu atau kelompok
• Pelajaran tentang moral
Definisi Moralitas adalah :
“Aturan-aturan yang dimiliki perorangan atau kelompok tentang apa-apa yang benar dan
apa-apa yang salah, atau apa-apa yang baik dan yang jahat.”
Sedangkan yang dimaksud dengan standar moral adalah :
“Norma-norma yang kita miliki tentang jenis-jenis tindakan yang kita percaya secara
moral benar atau salah.”

2. Moral Lebih ke Arah Individu
Organisasi perusahaan akan eksis bila :
“Ada individu – individu manusia dengan hubungan dan lingkungan tertentu.”
Karena tindakan perusahaan dilakukan oleh pilihan dan tindakan individu-individu di
dalamnya. Maka individu-individu tadi yang harus dilihat sebagai penghalang dan
pelaksana utama dari tugas moral, tanggung jawab moral perusahaan.
Individu-individu manusia tadi bertanggung jawab pada apa yang dilakukan oleh
perusahaan, karena tindakan perusahaan berlangsung karena pilihan-pilihan mereka dan
prilaku individu-individu tadi. Sehingga perusahaan mempunyai tugas moral untuk
melakukan sesuatu bila anggota perusahaan tersebut mempunyai tanggung jawab moral
untuk melakukan sesuatu.

3. Pencapai Tetinggi dari Etika adalah Berorientasi pada Prinsip Etika Universal
Tingkat final, tindakan yang benar dilakukan berdasarkan prinsip moral karena logis,
universality dan konsistensi.
Universality artinya suara hati, di dalam istilah ESQ disebut anggukan universal yang mengacu kepada God Spot.

4. Kasus WorldCom dan Enron

4.1 Kasus WorldCom
Di dalam laporan keuangan WorldCom’s, Scott Sulivan memindahkan $ 400 juta dari
reserved account ke “income”. Dia juga selama bertahun-tahun melaporkan trilyunan
dolar biaya operasi sebagai “capital expenditure”.
Dia bisa melakukan ini dengan bantuan firm accounting dan auditor terkenal “Arthur
Andersen”. Padahal Scott Sullivan, pernah mendapat penghargaan sebagai Best CFO oleh
CFO Magazine tahun 1998.

4.2 Kasus Enron
Pada terbitan April 2001, majalah Fortune menjuluki Enron sebagai perusahaan paling
innovative di Amerika “Most Innovative” dan menduduki peringkat 7 besar perusahaan
di Amerika. Enam bulan kemudian (Desember 2001) Enron diumumkan bangkrut.
Kejadian ini dijuluki sebagai “Penipuan accounting terbesar di abad ke 20”. Dua belas ribu karyawan kehilangan pekerjaan. Pemegang saham-saham Enron kehilangan US$ 70 Trilyun dalam sekejap ketika nilai sahamnya turun menjadi nol.
Kejadian ini terjadi dengan memanfaatkan celah di bidang akuntansi. Andrew Fastow,
Chief Financial officer bekerjasama dengan akuntan public Arthur Andersen,
memanfaatkan celah di bidang akuntansi, yaitu dengan menggunakan “special purpose
entity”, karena aturan accounting memperbolehkan perusahaan untuk tidak melaporkan
keuangan special purpose entity bila ada pemilik saham independent dengan nilai
minimum 3%. Dengan special purpose entity tadi, kemudian meminjam uang ke bank dengan menggunakan jaminan saham Enron. Uang hasil pinjaman tadi digunakan untuk
menghidupi bisnis Enron.

4.3 Bahasan Kasus
Dari kasus WorldCom’s dan Enron diatas, dapat diamati bahwa walaupun sudah ada
aturan yang jelas mengatur system accounting, tetapi kalau manusia yang mengatur tadi tidak bermoral dan tidak beretika maka mereka akan memanfaatkan celah yang ada untuk kepentingan mereka.

4.4 Pandangan Velasquez tentang Etika Bisnis di Arab Saudi
Menurut Velasquez, Arab Saudi adalah tempat kelahiran Islam, yang menggunakan
landasan Islam Suni sebagai hukum, kebijakan dan system sosialnya. Tetapi di Arab
Saudi tidak dikenal “basic right” (keadilan dasar, seperti tidak ada demokrasi, tidak ada kebebasan berbicara, tidak ada kebebasan pers, tidak mengenal peradilan dengan system juri, tidak mengenal kebebasan beragama dan diskriminasi terhadap wanita. Sehingga menurut Velasquez, di Arab Saudi tidak mengenal hak azazi manusia.

HAL – HAL MENARIK MENJADI BAHAN DISKUSI
1. Bagaimana pendekatan etika yang harus out-in atau in-out
• Out- in adalah proses pengawasan dari luar ke dalam, harus ada aturan main atau
bisnis proses yang jelas dan transparan sehingga etika bisnis bisa berjalan,
misalnya ada good corporate governance, balance scorecard, atau Malcolm baldrige
• In- out adalah pendekatan dari sisi individu pelaku bisnis, pelaku dari etika adalah invidu dan setiap individu harus menjalankan etika bisnis.
• Dalam kasus Enron dan WorldCom’s, walaupun sudah ada system yang sangat
baik dan well defined is organized, masih saja “oknum” manusia mencari celah
diantara aturan main tersebut.
• Bagaimanakah sebaiknya implementasi etika bisnis yang baik, dengan pendekatan
in-out, out-in, atau ambivalent dengan menerapkan keduanya.
2. Apakah etika itu pesan universal horizontal – kewajiban vertical
• Dasar dari etika adalah kajian terhadap moralitas, dan moralitas tadi mengaju
kepada individu.
• Sedangkan pencapai tertinggi dari moral adalah Orientasi Prinsip Etis Universal
• Velasquez menyatakan etika itu lebih abstrak daripada “Ten Commandements”
• Apakah etika itu pesan universal horizontal (manusia ke manusia) minus nilai kewajiban vertical (Agama)

CONTOH PELANGGARAN ETIKA BISNIS
• Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum
Sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk
Melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan
sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003
tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan x dapat dikatakan melanggar
prinsip kepatuhan terhadap hukum.

• Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran
baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar. Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada wali murid.
Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru memberikan informasi bahwa uang itu
dipergunakan untuk pembelian seragama guru. Dalam kasus ini, pihak Yayasan dan
sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi.

• Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan
yang akan mendaftar PNS secara otomotais dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai
salah seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus
karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola dalam hal ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut.
Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari kasus ini RS
Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit.

• Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban
Sebuah perusahaan PJTKI di Jogja melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sitter. Dalam
pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan mengirimkan
calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi berangkat ke negara tujuan. B yang terarik dengan tawaran tersebut langsung mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya diberangnka ke negara tujuan untuk bekerja.

• Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran
Sebuah perusahaan property ternama di Yogjakarta tidak memberikan surat ijin
membangun rumah dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan kavling
perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen pertama sudah memenuhi kewajibannya membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan biaya administrasi lainnya.
Sementara konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar kelebihan tanah,
karena setiap kali akan membayar pihak developer selalu menolak dengan alasan belum
ada ijin dari pusat perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh adalah di kawasan
kavling itu hanya dua orang ini yang belum mengantongi izin pembangunan rumah, sementara 30 konsumen lainnya sudah diberi izin dan rumah mereka sudah dibangun
semuannya. Alasan yang dikemukakan perusahaan itu adalah ingin memberikan pelajaran
kepada dua konsumen tadi karena dua orang ini telah memprovokasi konsumen lainnya
untuk melakukan penuntutan segera pemberian izin pembangunan rumah. Dari kasus ini
perusahaan property tersebut telah melanggar prinsip kewajaran (fairness) karena tidak memenuhi hak-hak stakeholder (konsumen) dengan alasan yang tidak masuk akal.

• Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah
perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan
pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam
pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi
bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan kondisi
bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak perusahaan
kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi
spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan perusahaan pengembang

• Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang nasabah, sebut saja X, dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar
angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar
angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu setelah
jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih angsuran dan
mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak perusahaan menagih
dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan psikologis kepada nasabah. Dalam
kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak perusahaan telah melakukan pelanggaran
prinsip empati pada nasabah karena sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan
peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak dan tepat.

Bab 13

Komitmen

1. Memahami Komitmen Tinggi
A. Faktor-faktor komitmen tinggi
Dalam waktu yang terbatas kita menghasilkan sesuatu dan dalam waktu pendek itu juga kita akan menerima kerugian, kemampuan pikir dan kemampuan kerja keras hanya akan bermanfaat apabila kita dapat memanfaatkan komitmen tinggi tersebut misalnya, berkomitmen secara tepat waktu untuk menghasilkan sesuatu. Wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang mentaati atau memenuhi janji untuk berusaha mengembangkan dan memajukan usaha bisnis sampai berhasil.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Konsisten, tegar dan fair
Seorang wirausaha yang konsisten, tegas dan fair merupakan wirausaha yang mempunyai kharisma. Karena dengan konsistennya tersebut, maka segala keputusan tersebut dapat diharapkan dan dapat dijalankan dengan baik, sedangkan yang dimaksud dengan pola perilaku yang tegas dan fair untuk semua pihak akan meningkatkan kepercayaan dan kharisma bagi seorang wirausahawan.
2. Mercusuar
Mercusuar akan memberikan penerangan wirausaha yang karismatik yang sangat berguna dan sangat baik, seorang wirausaha yang berkharisma bukan sekedar menerangi dari kejauhan, tetapi mempraktekan apa yang dibicarakan dan disampaikan.
3. Konsisten pada manusia
Seorang wirausaha yang selalu menginginkan pada tujuan saja berarti dia tidak berkarisma. Akan tetapi jika seorang wirausaha yang usahanya berkonsentrasi pada manusia maka ia akan lebih berhasil dari pada mereka yang berkonsentrasi pada tujuan dan hasil. Seorang wirausaha menjalin kerjasama, pada umumnya selalu menaruh perhatian dan antusiasme pada manusia. Siapapun yang mendapat tugas sekecil apapun akan selalu berusaha menyelesaikan tugs dengan komitmen yang tinggi dan sebaik-baiknya.

B. Menerapkan Perilaku Hidup Tepat Waktu
Seorang siswa atau mahasiswa yang ingin wirausahawan yang berhasil harus dapat memanfaatkan dan memandang waktu sebagai berikut :
1. Tepat waktu adalah organisasi
Tepat waktu merupakan organisasi, artinya keseluruhan dari aktivitas kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Berhasil tidaknya perjuangan hidup yang hendak kita capai terdapat kesempatan yang relatif pendek. Perilaku tepat waktu merupakan dasar pokok untuk membuat konsep-konsep dan gagasan-gagasan.
2. Tepat waktu adalah kekuasaan.
Maksudnya waktu yang kita hadapi sekarang akan menentukan kejadian-kejadian pada masa yang akan datang, menguasai waktu sekarang akan menetukan pula waktu selanjutnya.
3. Tepat waktu adalah nilai uang.
Maksudnya, waktu yang diberikan seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.
4. Tepat waktu adalah ukuran.
Mkasudnya, menentukan berapa lama harus bekerja untuk menghasilkan sesuatu dan berapa lama waktu yang akan kita abai sehingga dapat menimbulkan kerugian.

C. Menerapkan Perilaku Tepat Janji
Perilaku tepat janji merupakan sifat yang perlu dimiliki oleh siapa saja. Karena dengan sifat ini akan mendatangkan kepercayaan. Kepercayaan adalah modal utama dalam segala macam usaha dan berusaha dimanapun berada.
Seorang siswa atau mahasiswa sebagai calon wirausaha adalah:
1. Bermodal tinggi dalam menepati janji.
2. Bersikap mental tinggi dalam menepati janji.
3. Terampil dalam belajar dan dalam berusaha.
Penerapan perilaku tepat janji bagi para siswa atau mahasiswa di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan kampus :
1. Siswa dan mahasiswa diajarkan dan dibiasakan untuk berpola perilaku tepat waktu dan menepati janji di sekolah atau di kampus.
2. Membiasakan mendidik diri sendiri dalam belajar dan hindari perilaku berbohong.
3. Merenungi kelengahan dan kelemahan yang terdapat di dalam pribadi serta cara-cara untuk mengatasinya.
4. Merenungkan kegagalan dan keberhasilan dalam belajar, berkarya, dan berprestasi.

D. Menerapkan Kepedulian Terhadap Mutu Hasil Kerja.
Menerapkan kepedulian terhadap mutu (kualitas) dalam bentuk hasil kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Karena kualitas kerja berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen. Kualitas harus menunjukkan kesempurnaan produk yang dihasilkan, misalnya yang dapat diukur dengan, kekuatan dan ketahanan produk dan dapat dipercaya oleh konsumen, pembeli dan langganan. Mutu produk, ditentukan oleh daya tarik produk dan teknik pembuatan, bahan-bahan dan adanya spesifikasi dan spesialisasi.
Elemen-elemen kepedulian terhadap kualitas meliputi:
1. Informasi kualitas harus digunakan untuk perbaikan bukan untuk mengawasi orang.
2. Imbal jasa harus sepadan dengan nilai perkerjaan.
3. Warga perusahaan harus merasa memiliki perusahaan.
4. Kewenangannya harus sebatas tanggung jawab.
5. Kolaborasi, sinergi, bukan kompetensi, harus merupakan basis kerjasama.
6. Warga perusahaan merasa aman dan senang terhadap pekerjaannya.
7. Rasa keadilan harus ditanamkan.
Dalam penampilan seorang wirausaha diharapkan:
1. bermodal atau berakhlak baik dan jujur.
2. Melaksanakan tata krama yang baik.
3. Melaksanakan sopan santun.
4. Memberi contoh teladan yang baik.
5. Tolong menolong sesama anggota masyarakat.
6. Melaksanakan norma-norma anggota masyarakat.
7. Hormat menghormati.
8. Berbusana yang baik.
9. Berbicara yang baik.
Tujuan perusahaan menampilkan produk yang baik adalah :
1. Menciptakan hasil produk yang sesuai dengan selera konsumen.
2. Menciptakan hasil produksi yang berfaedah dan disenangi konsumen.
3. Menciptakan produk yang mudah pemeliharaanya.
Penampilan seorang wirausaha dapat menciptakan suasana bisnis yang menyenangkan yaitu :
1. Ramah tamah dan sopan santun.
2. Mempunyai sikap perhatian dan bersahabat.
3. Selalu bijaksana.
4. Cekatan, murah senyum, mudah bergaul.

Kesimpulan :
1. Pengertian Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual
2. Ruang Lingkup kewirausahaan
a. Lapangan agraris
b. lapangan perikanan
c. lapangan pertenakan
d. lapangan perindustrian
e. lapangan pertambangan
f. lapangan perdagangan
g. lapangan pemberi jasa
3. Karakteristik wirausahaan adalah :
a. berperilaku disiplin
b. komitmen tinggi
c. jujur, dan
d. selalu ingin maju.
4. Sebagai wirausahawan yang baik harus melakukan pembinaan kreativitas, melekukan inovasi,Mandiri dan selalu realitis.
5. Faktor pendukung keberhasilan dalam berwirausaha adalah:
a. Faktor manusia
b. Keuangan
c. Organisasi
d. Perencanaan
e. Mengatur usaha
f. Pajak dang angsuran
g. Pemerintah, dan
h. Pemasaran.
6. Suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha; Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dlm menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah Bisnis.
7. Komitmen adalah Komitmen merupakan sesuatu yang penting bagi wirausaha, Karismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa sehingga diikuti oleh para pengkutnya,Mereka yang dapat mengukur dan menggunakan waktu adalah mereka yang berhasil dalam berwirausaha, Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat ditabung, semakin sore semakin kehilangan waktu, Uang dapat dicari dan diperoleh kembali tetapi waktu berlalu terus dan tidak dapat kembali.

Bab 13

Menganalisis Aspek-Aspek Perencanaan Usaha

1. Perencanaan Usaha Baru
Perencanaan usaha merupakan langkah yang harus ditempuh oleh wirausaha setelah mendapatkan ide untuk memulai usaha.
Tiga cara untuk memasuki suatu usaha atau bisnis, yaitu:
a. Merintis usaha baru sejak awal.
b. Membeli usaha yang sudah ada.
c. Kerjasama manajemen atau waralaba (Franchising).

2. Tujuan dan Sasaran Usaha
A. Tujuan Usaha.
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
2. Meningkatkan dan mengembangkan usaha.
3. Menjaga eksistensi usaha yang dijalankan.
4. Membuka lapangan pekerjaan.
5. Kemandirian.
6. Usaha mencapai keberhasilan usaha.
7. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan lain.
8. Usaha menggabungkan orang-orang yang mempunyai keahlian untuk berkerjasama dalam satu perusahaan.
B. Sasaran usaha.
1. Kelangsungan hidup usaha.
2. Tingkat keuntungan yang dihasilkan untk perluasan.
3. Tingkat keuntungan yang menjamin adanya pertumbuhan usaha.
4. Kestabilan usaha.
5. Penguasaan pasar dan persaingan.

3. Bentuk-bentuk Badan Usaha
A. Bentuk badan usaha dilihat dari segi pemiliknya.
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
3. Badan Usaha Campuran.
4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
B. Bentuk badan usaha dilihat dari segi legalitas hukumnya.
1. Badan Usaha perseorangan.
2. Persekutuan Firma.
3. Persekutuan Komanditer (CV).
4. Perseroan Terbatas (PT).
5. Koperasi.
6. Yayasan.
C. Bentuk badan usaha dilihat dari segi sistem pengelolaannya.
1. Badan Usaha Industri.
2. Badan Usaha Perniagaan.
3. Badan Usaha Agraris.
4. Badan Usaha Ekstraktif.
5. Bada Usaha Jasa.
D. Badan usaha berdasarkan penggunaan tenaga keja dan dana.
1. Badan Usaha padat modal.
2. Badan Usaha padat karya.
E. Struktur Organisasi Usaha
1. Fungsi organisasi
Fungsi penyusunan organisasi adalah:
a) Menentukan pedoman kerja dan alur kerja.
b) Mengatur cara ekaerja dan bekerjasama.
c) Mencegah kerumitan dalam bekerja.
d) Efektifitas komunikasi dan perintah.
e) Mencegah kelambatan-kelambatan dan kesulitan dalam bekerja.
2. Tujuan organisasi
Tujuan penggunaan organisasi:
a) Pembagian kerja ( Job Description).
b) Spesialisasi (Right man in the Right Place).
c) Koordinasi.
d) Pertanggungjawaban.
e) Mempermudah pengawasan.
d) Mempermudah evaluasi.

4. Produk

A. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

B. Tingkatan produk secara umum.
1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan di konsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2. Produk generik, yaitu produk dasar mampu memenuhi fungsi prduk yang paling dasar(rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
3. Produk harapan (expected product).
4. Produk pelengkap (augmented product) yakni berbagai atribut produk.
5. Produk potensial.

C. Klasifikasi produk.
1. Barang
a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods).
b. Barang tahan Lama (Durable Goods).
2. Jasa (services)

D. Proses perencanaan strategi produk
1. Analisis Situasi.
2. Penentuan Tujuan Produk.
3. Penentuan Sasaran Pasar.
4. Penentuan Anggaran.
5. Penetapan Strategi Produk.
6. Evaluasi Pelaksana Strategi.

E. Siklus hidup produk
Product Life Cycle (PLC), yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk siklus hidup produk.

F. Pengembangan produk
1. Tiga bagian fungsi produk
a. Lapisan inti produk yaitu manfaat atau nilai lebih dari produk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Lapisan kedua produk yaitu bentuk formal dari produk, misalkan merek, warna, model dan lain-lain.
c. Lapisan ketiga yaitu kelengkapan prduk, misalkan suku cadang, garansi, kemudahan pembayaran dan lain-lain.

G. Komoditi yang diproduksi dan dipasarkan
1. Barang konsumsi
a. Convenience goods.
b. Shooping goods.
c. Speciatly goods.
d. Intense goods.
e. Bulk goods.
2. Barang hasil bumi.
3. Barang industri.
4. Jasa.

5. Pengelolaan Persediaan

1. Untuk menjaga persediaan produk.
2. Untuk menjamin agar konsumen tdak kecewa dengan kekosongan produk.
3. Untuk mengendalikan kuantitas produk agar tidak berlebihan dalam persediaan.
Dalam pengelolaan persediaan tedapat dua sistem pencatatan yang sering digunakan dalam dunia usaha, yaitu:
1. Pencatatan dengan sistem terus-menerus (perpetual).
2. Pencatatan secara periodik (phisik).
3. Metode pecatatan.
a. First In-Frist Out (FIFO).
b. Last In-Frist Out (LIFO).
c. Average.

6. Perizinan Usaha

Macam-macam perizinan :
a. Izin prinsip.
b. Izin hak guna dan hak pakai.
c. Izin mendirikan bangunan (IMB).
d. Surat izin tempat usaha (SITU).
e. Surat izin usaha perdagangan (SIUP).

7. Surat Menyurat dalam Dunia Usaha
Fungsi surat selain sebagai sarana komunikasi secara tertulis, juga befungsi sebagai berikut:
a. Sebagai bukti tertulis.
b. Sebagai pengingat pesan.
c. Sebagai acuan untuk melaksanakan tugas.
d. Sebagai wakil dari pengirim baik secara pribadi maupun organisasi.
e. Sebagai dokumen resmi.
f. Sebagai alat promosi dan iklan.

- Bagian-bagian surat.
1. Kepala surat (KOP).
2. Nomor surat.
3. Tanggal surat.
4. Lampiran.
5. Hal atau perihal.
6. Alamat tujuan.
7. Salam pembuka.
8. Isi.
9. Salam penutup.
10. Pengiriman, jabatan pengirim dan tandatangan pengirim.
11. Cap stempel dan tembusan.

- Macam-macam surat dalam bisnis
1. Surat perkenalan.
2. Surat penawaran.
3. Surat pesanan.
4. Surat penerimaan pesanan.
5. Surat penolakan pesanan.
6. Surat pengiriman pesanan.
7. Faktur.
8. Surat tagihan.

8. Pencatatan Transaksi
Secara umum kondisi keuangan, yaitu :

Jumlah rupiah sarana = Jumlah rupiah sumber

Dimana jumlah rupiah sumber terbentuk dari kewajiban (K) atau hutang dan modal (M), sehingga akan didapatkan bentuk persamaan baru yang disebut persamaan Akuntansi atau Accounting Equation.
Bentuk-bentuk laporan tersebut adalah:
a. Laporan laba-rugi.
b. Laporan perubahan modal.
c. Neraca.

Pajak

1. Pengertian pajak
Pajak adalah iuran wajib dari rakyat yang harus dibayarkan kepada negara, dapat dipaksakan karena berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah.

2. Pengertian Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak karena memiliki penghasilan tertentu yang masuk dalam kewajiban pajak.

3. Pajak penghasilan menurut Ps. 21
Komponen-komponen dalam perhitungan besar pajak adalah :
1. Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto maksimal Rp. 1.296.000,00 per tahun atau Rp. 108.000,00 per bulan.
2. Iuran pensiun atau tunjangan hari tua sebesar 15% dari penhasilan bruto maksimal Rp. 432.000,00 per tahun atau Rp. 36.000,00 per bulan.
PTKP dengan ketentuan :
1. Rp. 2.880.000,00 untuk diri wajib pajak pribadi.
2. Rp. 1.440.000,00 untuk wajib pajak yang kawin.
3. Rp. 1.440.000,00 untuk tambahan setiap anggota keluarga sedarah (anak) maksimal 3 orang dalam satu keluarga.
4. Rp. 2.880.000,,00 untuk tambahan pendapatan yang dihasilkan oleh istri yang bekerja digabngkan dengan penghasilan suami.

Referensi :
"Modul Kewirausahaan buku SMK dari sekolah YP.IPPI Penerbitnya CV. HaKa MJ oleh Dra. Noer Dewi Oetami, Ariyanto, S.Pd, Dra. Ratmini dan Ariyanto, S.Pd,http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/e-learning/attachments/035_Mempertahankan%20Jiwa%20Kewirausahaan.pdf, http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/e-learning/attachments/040_etika%20bisnis%20dan%20kewirausahaan.pdf, wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5053/Kewirausan, d.yimg.com/kq/groups/.../name/MATERI+KEWIRAUSAHAAN.ppt, Dra. Ratmini Ariyanto, S.Pd".