Nama: Agnes Widianigrum
NPM : 30210284
Kelas : 3DD03
Dosen: Handayani
Materi :
KESEMPATAN PASAR
a. Pasar Potensial Ritel
Sebuah industri ritel
melihat potensi pasarnya, atau bisa juga hal ini dijadikan cara mencari lokasi
untuk industri ritel dan faktor-faktor apa saja yg menjadi tolak ukur dari
pemain ritel.Ada delapan faktor utama yg perlu kita lihat dan pelajari dengan
baik. kita langsung pada potensi-potensi pasar yang harus kita perhatikan.
1. Population
Characteristic
Populasi karakter ini adalah
hal yang terpenting, yang harus dilihat sebagai langkah potensi pasar pertama.
Lihat secara detail dari populasi yang ada di area tersebut, baik dalam jumlah
perkembangan penduduk, fasilitas yang mendukung industri ritel itu, baik dalam
industri sektor lain tapi yang mempunyai multiplier effect dengan usaha ritel
kita, seperti industri jasa ataupun industri sosial faktor di daerah itu,
seperti rumah sakit,sekolah dll.populasi karakter harus melihat dengan detail,
baik dimulai dari segi manusianya, umurnya, latar belakang edukasi mereka,
pekerjaan, ras, suku dan juga perkembangan pasar industri yang ada. Sering
sekali survei hanya melihat dari data perkembangan jumlah penduduk atau
kepadatan penduduknya, tapi bukan dari karakter populasi yang terjadi, ini jauh
berbeda.perkembangan jumlah penduduk hanya perkembangan asumsi potensi jumlah
customer saja tetapi populasi karakter kita melihat dari semua sudut pandang
yang menjadikan sebuah karakter yg menjadi ukuran kekuatan potensi pasar yang
ada.
2. Buyer
Behavior Characteristics
Hal lain yang sangat
menjadikan sebuah potensi pasar dalam menganalisa pasar yang ada adalah langkah
kita melihat dan mengenal kelakuan (behavior) karakter dari pembeli pasar
tersebut.sebagai contoh,di salah satu daerah yg akan dibuka sebuah supermaket,
kebiasaan dan karakteristik penduduk daerah tersebut dalam berbelanja adalah
membawa anaknya, maka sudah jelas jika ingin membuka supermaket di sana,hal
pertama yg menjadi acuan dari kebiasaan (behavior) pembeli/penduduk dengan
berbelanja bersama anaknya adalah sebuah tempat bermain.
Maka jika kita membuka supermarket tanpa memperhatikan kebiasaan ini jangan heran kalau pengunjungnya sedikit meskipun harga jual kita sudah menarik/murah karena supermarket kita tidak ada hal yang membuat kebiasaan karakter mereka terpenuhi.kelihatannya simpel, tetapi banyak pelaku ritel tidak menyelidiki kebiasaan karakter pembeli dengan baik, sehingga potensi pasar yang ada tidak tergarap dengan penuh.data-data kebiasaan karakter pembeli ini tidak bisa dilihat hanya dari data perkembangan penduduk tetapi bisa digali dari tim Sales Promotion Girl (SPG) yang sudah ada di daerah pasar tersebut dan sudah tahu kebiasaan karakter pembeli disana.
Maka jika kita membuka supermarket tanpa memperhatikan kebiasaan ini jangan heran kalau pengunjungnya sedikit meskipun harga jual kita sudah menarik/murah karena supermarket kita tidak ada hal yang membuat kebiasaan karakter mereka terpenuhi.kelihatannya simpel, tetapi banyak pelaku ritel tidak menyelidiki kebiasaan karakter pembeli dengan baik, sehingga potensi pasar yang ada tidak tergarap dengan penuh.data-data kebiasaan karakter pembeli ini tidak bisa dilihat hanya dari data perkembangan penduduk tetapi bisa digali dari tim Sales Promotion Girl (SPG) yang sudah ada di daerah pasar tersebut dan sudah tahu kebiasaan karakter pembeli disana.
3. Household
Income
Kekuatan
rata-rata pendapatan keluarga di daerah tersebut juga menjadikan apakah daerah
tersebut pasar yg berpotensi untuk industri Ritel kita, karena jika pendapatan
keluarga di daerah tersebut tidak terdistribusi dengan baik, maka pasarnya
tidak stabil, dan juga peta potensi pasar kita tidak imbang.sebuah daerah
dengan penghasilan tinggi secara pendapatan keluarga, tetapi tidak
terdistribusi dengan baik, arti kata patron yang terjadi tidak merata akan
membuat sebuah fenomena belanja yang berbeda jika pendapatan rata-rata keluarga
di daerah tersebut sebanding semua atau equal.
4. Household
Age Profile
Umur
dan kategori dari keluaaga yang berdomisili disekitar potensi pasar yang akan
kita bidik juga menjadi pengaruh yang besar. Sebuah potensi pasar di daerah
yang berkembang populasi dengan penduduk dengan usia muda akan menjadikan
potensi pasar dipengaruhi gaya hidupnya (lifestyle).
5. Household
Composition
Komposisi keluarga ini
sangat berpengaruh dengan potensi pasar. Lihat jika disana keluarga muda dan
berubah menjadi komposisi berkeluarga dan mempunyai anak, maka komposisi
belanja mereka beralih dari konsumtif gaya hidup ke konsumtif kebutuhan
keluarga, dan otomatis gaya pengeluaran belanja menjadi beda.
Itulah sebabnya, industri Ritel seharusnya selalu melihat perkembangan komposisi keluarga ini setelah tahun ke tahun karena daerah mereka karakternya berkembang sesuai umur dari pembeli dan potensi pasar yang ada menjadi bergeser arahnya.
Itulah sebabnya, industri Ritel seharusnya selalu melihat perkembangan komposisi keluarga ini setelah tahun ke tahun karena daerah mereka karakternya berkembang sesuai umur dari pembeli dan potensi pasar yang ada menjadi bergeser arahnya.
6. Community
Life Cycle
pasar potensi yang sedang
kontinyu bertumbuh karena ini yang sedang pesat-pesatnya dan secara tidak
langsung memberikan kesempatanpotensi pasar yang baik dan bergairah untuk masa
investasi mereka.
7. Population
Density
Populasi kepadatan ini bisa
dikonotasikan dengan jumlah orang per meter persegi dari potensi pasar yang ada
karena ini menjadikan patron dari kekuatan pembeli yang ada.Semakin besar
kepadatan populasinya, maka kita sebaiknya menyiapkan luas toko yang sesuai
dengan potensi pasarnya. Lihat daerah potensi pasar di perumahan yang baru
dengan keluarga yang hanya 2 orang akan berbeda dengan keluarga dengan
rata-rata 4 hingga 5 orang.
8. Mobility
Jika potensi pasar yang ada dipenuhi dengan gaya pembeli atau orang yang mobilitasnya tinggi, maka sudah jelas mereka adalah pasar potensi yang bergerak jadi,bukan acuan untuk selalu datang ke lokasi Ritel kita yang ada di dekat mereka, karena mereka adalah pembeli yang bergerak.
Jika potensi pasar yang ada dipenuhi dengan gaya pembeli atau orang yang mobilitasnya tinggi, maka sudah jelas mereka adalah pasar potensi yang bergerak jadi,bukan acuan untuk selalu datang ke lokasi Ritel kita yang ada di dekat mereka, karena mereka adalah pembeli yang bergerak.
b. Memulai
Bisnis Ritel
Memulai
bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak
pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai
bisnis.Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi
setiap orang. Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang
bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan
optimistis. Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis
pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di
tahun 2006,berisi tentang menjadi sukses dengan memahami aspek penting sebelum
memulai usaha,yaitu:
a. Memahami konsep produk atau jasa
secara baik
b. Membuat visi dan misi bisnis
c. Perlunya winning, positive dan
learning attitude untuk menjadi sukses
d. Membuat perencanaan dan strategi
bisnis yang efektif akan menghindari usaha
e. Pengetahuan dasar manajemen,
organisasi dan sistem akan menghindari usaha
daripada risiko manajemen.
daripada risiko manajemen.
f. Optimalisasi sumber daya manusia
maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
g. Kreativitas, kepemimpinan dan proses
pembuatan keputusan sangat penting
h. Pengetahuan dasar pengelolaan
keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha
Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha
Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
i. Pemasaran, pelayanan dan product
brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha.
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha.
c.Eksistensi Bisnis Ritel
Keberadaan
pasar modern memberikan banyak pilihan bagi konsumen dalam menentukan lokasi
berbelanja.Apalagi belakangan ini jumlahnya juga semakin banyak. Namun, bagi
pebisnis pasar tradisional, tentu memiliki arti lain.Ketatnya persaingan bisnis
ritel mendorong para pengusaha untuk melakukan terobosan dalam strategi
berdagang, baik menyangkut kemasan toko,pelayanan,hingga soal harga produk. Hal
ini tentunya akan memberi keuntungan lain bagi para calon pembeli. Konsumen
juga memegang kendali dalam menentukan hidup matinya sebuah toko modern, bahkan
berpengaruh dalam pertumbuhan pasar modern. Bagi pebisnis ritel, karakter
masyarakat akan menjadi pertimbangan dalam mengembangkan usahanya.Executive
Director dari Retail Measurement Services Nielsen,Teguh Yunanto menuturkan,
peritel akan melihat populasi penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam
membuka toko.namun, seiring perpindahan lokasi permukiman ke daerah pinggiran,
toko cenderung tumbuh di daerah tersebut dan menurun di kota besar. Hasil
Nielsen Retail Establishment Surveyyang dilakukan pada akhir 2010 secara
keseluruhan memperlihatkan lanskap ritel Indonesia menurun 1,3% dilihat berdasarkan
jumlah toko. Hingga akhir 2010, tercatat 2.524.111 toko tersebar di Indonesia
terdiri atas pasar tradisional dan modern. Sebarannya 57% di Pulau Jawa, 22% di
Sumatera, dan 21% sisanya di pulaupulau lain.Dari hasil survei tersebut yang
cukup menarik adalah menyangkut persaingan antara pasar tradisional dengan
modern.Ritel modern mencakup hal yaitu pendekatan manajemen kategori dan
manajemen rantai pasokan.Manajemen kategori dapat dipahami sebagai suatu
pendekatan cara penanganan barang pada tingkat kategori melalui klasifikasi
yang terstruktur dan sistematis pada bauran produk.sementara itu,paradigma baru
dalam manajemen rantai pasokan barang menempatkan retailer dalam suatu
titik/mata rantai dalam jalur distribusi/pasokan barang yang bersama-sama
dengan pihak supplier menjadi bagian dari proses menyeluruh arus penyediaan
barang dari hulu ke hilir. Paradigma baru ini menuntut adanya kesamaan persepsi
antara supplier dengan retailer dalam memandang pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan konsumen sebagai tujuan akhir proses
Sumber : google.com
Sumber : google.com
SUMBER : http://christine-sakura.blogspot.com/2012/06/bab-vikesempatan-pasar.html