Rabu, 04 Januari 2012

Weekend ke Puncak dan Kampung Betawi

Pada tanggal 06-03-2011 hari minggu kami yaitu Ninis, Nuri, Mayang, Agnes, Deny, Ipul, dan Willy, kami semua berangkat dari rumah jam 07:30 menuju Puncak. Kami semua di dalam mobil pada bercanda selama perjalanan setelah itu mobil kami masuk pintu tol setelah masuk pintu tol, kami semua bercanda lagi setelah setengah perjalanan salah satu dari kami yaitu willy merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya setelah itu willy memberhentikan mobilnya di pinggir jalan untuk mengecek mobilnya ternyata tempat yang di dalamnya ada mesin-mesin itu ternyata ke buka dan segara di tutup. Kami semua melanjutkan perjalanan lagi dan kami bercanda lagi di dalam mobil setelah itu kami mau memasuki pintu tol yang ke dua tapi sebelum memasuki pintu tol yang ke dua, tiba-tiba salah satu dari kami itu yaitu willy menanyakan tentang kartu tol itu di taro di mana setelah itu willy memberhentikan mobilnya lagi di pinggir jalan, kami semua pada menyari kartu tol itu, willy bertanya sama ipul kata willy “pul, tadi kan pas kita berhenti aku nitipin kartu tol itu sama kamu yaitu ipul” dan ipul menjawab “bukan sama aku kan kamu yang naro di depan setir mobil dan di depan kaca” setela itu willy menjawab “ engga ada kartu tolnya” terus willy menyalahi kami semua karena selama di perjalanan kami selalu bercanda, setelah itu ipul dan deny mencari kartu tol itu pas tadi kami berhenti untuk menutup pintu depan yang ada mesin-mesin terus ipul dan deny datang untuk memberi tahu kepada kami semua dan mereka bilang “kartu tolnya engga ada” setelah itu willy, nuri dan mayang mencari kartu tol yang tadi kita berhenti setelah itu willy kembali ke mobil dengan sendirinya. Agnes bertanya kepada willy “wil, nuri dan mayang mana?” terus willy bilang sama agnes katanya “ engga tau mereka ke mana” ternyata mereka bertemu dengan Jasa Raharja, nuri dan mayang ikut di dalam mobil Jasa Raharja itu setelah itu kami mengikuti mobil jasa raharja menuju ke pintu masuk tol yang ke dua dan kami di kenakan denda masuk pintu tol sebesar Rp 13.000, nuri dan mayang turun dari mobil jasa raharja dan kami semua mengucapkan terima kasih kepada jasa raharja yang sudah membantu kami. Setelah itu kami semua melanjutkan perjalanan kami menuju ke taman safari selama di perjalanan kami terkena macet di tol tersebut dengan keadaan waktu itu panas sekali di dalam mobil itu kami semua bercanda. Mobil kami masuk ke pintu tol yang ke tiga mau menuju ke taman safari setelah masuk pintu tol, kami melanjutkan perjalanan lagi. Setelah mau menuju ke mega mendung, kami merasa mencium aroma yang tidak enak, semua orang yang ada di daerah puncak memberi tahukan kepada kami untuk memberhentikan mobilnya. Ternyata pas di cek dua ban yang di depannya mengeluarkan asep yang berbau tidak enak kami semua ketakutan dan ternyata pas di lihat rem kampasnya terjepit di ban itu yang menyebabkan ban itu mengeluarkan asep yang tidak enak, orang yang ada di daerah puncak itu bilang kepada kami semua untuk istirahat dulu dan orang yang ada di daerah itu bilang kalau kampas mobilnya terjepit di ban itu dan kami segera menggantikan kampas yang baru, setelah selesai memasangkan kampas yang baru. Kami semua melanjutkan perjalanan lagi dan kami semua selama perjalanan bercanda ria di dalam mobil. Kami berhenti di pom bensin untuk mengisi bensin dan untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur setelah menunaikan ibadah sholat dzuhur, kami makan makanan cemilan untuk sementara mengganjel perut. Setelah selesai mengisi bensi dan menunaikan ibadah sholat dzuhur, kami semua melanjutkan perjalanan. Kami berhenti di pinggir jalan untuk makan siang bersama-sama dan saling bercanda ria. Setelah makan sianng, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kampung betawi, setelah sampai di kampung betawi kami berpencar untuk melihat semua pemandangan yang ada di kampung betawi. Agnes dan deny melihat nuri, ninis, mayang dan ipul yang sedang duduk di bawah pohon. Agnes melihat ada makanan khas betawi yaitu kerak telor. Agnes memesan kerak telor itu sambil melihat pemandangan danau yang indah dan kerak telor itu sudah selesai di masak. Kami makan kerak telor itu bersama-sama, setelah selesai kami mendengar adzan magrib, dan kami segera kembali ke mobil untuk pulang. Setelah itu kami selama di perjalanan bercanda ria karena keadaan malam itu macet dan akhirnya kami semua pulang dengan selamat.

Referensi : Agnes Widianingrum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar