Rabu, 04 Januari 2012
Arti Persahabatan
Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...
“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.
“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas Judi dengan nada nyaring.
Judi orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - aku sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – Judi jagoannya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara Judi, aku jadi ikut-ikutan suka main game.
Sahabatku yang kedua adalah Bang Jon, nama sebenarnya Jonathan. Bang Jon pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.
“Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Bang Jon yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.
Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Bang Jon dan Judi juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.
Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Aku sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohh iya itu!” Judi dan Bang Jon setuju dengan ku. Judi melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Judi seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Beni – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Aku dan Bang Jon akan pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Judi terdengar membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.
Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Beni, ayo...satpam” Judi membisiku sekali lagi.
Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.
“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Bang Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Judi yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.
“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Judi juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi” jawab Bang Jon dengan tenang dan pedenya.
Kemudian Judi membalas perkataan Bang Jon “Rumahmu aman - kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”
Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Judi dan Ban Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Judi malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Bang Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Bang Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.
“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Bang Jon dan Judi. Tapi ada pelajaran yang kupetik dari dua sahabatku ini.
Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Judi dan Bang Jon adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya ( Judi dan Bang Jon salah satunya ).
----------------------------
Referensi :
Cerpen tentang persahabatan yang berjudul Arti Persahabatan ini buah karya Loeis Chandra, Mahasiswa di Sidoarjo - Jawa Timur. Cerpen arti Persahabatan juga telah ditayang pada Cerpen Persahabatan.
Weekend ke Puncak dan Kampung Betawi
Pada tanggal 06-03-2011 hari minggu kami yaitu Ninis, Nuri, Mayang, Agnes, Deny, Ipul, dan Willy, kami semua berangkat dari rumah jam 07:30 menuju Puncak. Kami semua di dalam mobil pada bercanda selama perjalanan setelah itu mobil kami masuk pintu tol setelah masuk pintu tol, kami semua bercanda lagi setelah setengah perjalanan salah satu dari kami yaitu willy merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya setelah itu willy memberhentikan mobilnya di pinggir jalan untuk mengecek mobilnya ternyata tempat yang di dalamnya ada mesin-mesin itu ternyata ke buka dan segara di tutup. Kami semua melanjutkan perjalanan lagi dan kami bercanda lagi di dalam mobil setelah itu kami mau memasuki pintu tol yang ke dua tapi sebelum memasuki pintu tol yang ke dua, tiba-tiba salah satu dari kami itu yaitu willy menanyakan tentang kartu tol itu di taro di mana setelah itu willy memberhentikan mobilnya lagi di pinggir jalan, kami semua pada menyari kartu tol itu, willy bertanya sama ipul kata willy “pul, tadi kan pas kita berhenti aku nitipin kartu tol itu sama kamu yaitu ipul” dan ipul menjawab “bukan sama aku kan kamu yang naro di depan setir mobil dan di depan kaca” setela itu willy menjawab “ engga ada kartu tolnya” terus willy menyalahi kami semua karena selama di perjalanan kami selalu bercanda, setelah itu ipul dan deny mencari kartu tol itu pas tadi kami berhenti untuk menutup pintu depan yang ada mesin-mesin terus ipul dan deny datang untuk memberi tahu kepada kami semua dan mereka bilang “kartu tolnya engga ada” setelah itu willy, nuri dan mayang mencari kartu tol yang tadi kita berhenti setelah itu willy kembali ke mobil dengan sendirinya. Agnes bertanya kepada willy “wil, nuri dan mayang mana?” terus willy bilang sama agnes katanya “ engga tau mereka ke mana” ternyata mereka bertemu dengan Jasa Raharja, nuri dan mayang ikut di dalam mobil Jasa Raharja itu setelah itu kami mengikuti mobil jasa raharja menuju ke pintu masuk tol yang ke dua dan kami di kenakan denda masuk pintu tol sebesar Rp 13.000, nuri dan mayang turun dari mobil jasa raharja dan kami semua mengucapkan terima kasih kepada jasa raharja yang sudah membantu kami. Setelah itu kami semua melanjutkan perjalanan kami menuju ke taman safari selama di perjalanan kami terkena macet di tol tersebut dengan keadaan waktu itu panas sekali di dalam mobil itu kami semua bercanda. Mobil kami masuk ke pintu tol yang ke tiga mau menuju ke taman safari setelah masuk pintu tol, kami melanjutkan perjalanan lagi. Setelah mau menuju ke mega mendung, kami merasa mencium aroma yang tidak enak, semua orang yang ada di daerah puncak memberi tahukan kepada kami untuk memberhentikan mobilnya. Ternyata pas di cek dua ban yang di depannya mengeluarkan asep yang berbau tidak enak kami semua ketakutan dan ternyata pas di lihat rem kampasnya terjepit di ban itu yang menyebabkan ban itu mengeluarkan asep yang tidak enak, orang yang ada di daerah puncak itu bilang kepada kami semua untuk istirahat dulu dan orang yang ada di daerah itu bilang kalau kampas mobilnya terjepit di ban itu dan kami segera menggantikan kampas yang baru, setelah selesai memasangkan kampas yang baru. Kami semua melanjutkan perjalanan lagi dan kami semua selama perjalanan bercanda ria di dalam mobil. Kami berhenti di pom bensin untuk mengisi bensin dan untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur setelah menunaikan ibadah sholat dzuhur, kami makan makanan cemilan untuk sementara mengganjel perut. Setelah selesai mengisi bensi dan menunaikan ibadah sholat dzuhur, kami semua melanjutkan perjalanan. Kami berhenti di pinggir jalan untuk makan siang bersama-sama dan saling bercanda ria. Setelah makan sianng, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kampung betawi, setelah sampai di kampung betawi kami berpencar untuk melihat semua pemandangan yang ada di kampung betawi. Agnes dan deny melihat nuri, ninis, mayang dan ipul yang sedang duduk di bawah pohon. Agnes melihat ada makanan khas betawi yaitu kerak telor. Agnes memesan kerak telor itu sambil melihat pemandangan danau yang indah dan kerak telor itu sudah selesai di masak. Kami makan kerak telor itu bersama-sama, setelah selesai kami mendengar adzan magrib, dan kami segera kembali ke mobil untuk pulang. Setelah itu kami selama di perjalanan bercanda ria karena keadaan malam itu macet dan akhirnya kami semua pulang dengan selamat.
Referensi : Agnes Widianingrum..
Referensi : Agnes Widianingrum..
Langganan:
Postingan (Atom)