Sabtu, 06 November 2010

LAJU INFLASI DI INDONESIA

JAKARTA--Semakin tingginya Giro Wajib Minimum (GWM) belum tentu dapat menahan laju inflasi karena baru akan efektif per 1 November dimana pada saat itu tekanan permintaan domestik akan meningkat. Lantaran, sebelumnya otoritas moneter Bank Indonesia (BI), menahan laju inflasi dengan meningkatkan GWM sebanyak 300 basis poin ke level 10,5 persen.

“Kelebihan likuiditas kemungkinan tidak akan sepenuhnya terserap. Bank-bank masih memiliki banyak surat utang dan obligasi yang dapat mereka manfaatkan untuk memenuhi permintaan kredit,” kata Regional Economist RBS, Lim Su Sian dalam paparannya mengenai pandangan RBS terhadap Perekonomian Indonesia, di Jakarta, Rabu (6/9).

Su Sian menuturkan, GWM diproyeksikan akan menyedot likuiditas sebanyak Rp 50 triliun yang jumlahnya kira-kira sebanyak uang tunai yang dimiliki bank-bank komersil di Bank Indonesia. "Meski demikian, banyak bank yang juga masih menyimpan Rp 206,6 triliun di sertifikat Bank Indonesia dan Rp 230,9 triliun di Surat Utang Negara," ujarnya.

Dalam hasil kajian RBS, disebutkan puncak inflasi diprediksi akan mencapai 6 persen untuk 2010 yang sebagian berasal dari sektor makanan. Sedangkan inflasi tahun 2011 diprediksi menjadi 6,2 persen disumbang oleh meningkatnya konsumsi domestik, meningkatnya GWM dan meningginya BI rate.

Dengan adanya keterbatasan makanan, peralatan dan bahan bakar, Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap meningkat di angka 4,2 persen untuk year on year (yoy) dan 0,5 persen month on month (mom) di bulan Agustus.

Seperti diketahui, GWM sangat erat kaitannya dengan rasio pinjaman dan simpanan (LDR) mulai bulan Maret 2011. Bank-bank yang tidak berhasil memenuhi LDR ideal sebesar 78-100 persen akan dikenakan penalti untuk mengurangi cadangan uang tunai yang dimiliki. Hal ini mungkin akan menyebabkan terjadinya peningkatan kredit yang berakibat pada peningkatan inflasi yang cukup signifikan.
sumber :REPUBLIKA

menurut pendapat saya yaitu karena inflasi di indonesia telah diprediksi akan mencapai 6 persen untuk 2010 yang sebagian berasal dari sektor makanan.

LAJU INFLASI DI INDONESIA

Inflasi dan perekonomian
[sunting] Inflasi
Bulan dan tahun Tingkat inflasi
Juli 2009 2.71 %
Juni 2009 3.65 %
Mei 2009 6.04 %
April 2009 7.31 %
Maret 2009 7.92 %
Februari 2009 8.60 %
Januari 2009 9.17 %
Desember 2008 11.06 %
November 2008 11.68 %
Oktober 2008 11.77 %
September 2008 12.14 %
Agustus 2008 11.85 %
Juli 2008 11.90 %

Data inflasi dari Inflasi CPI - Bank Sentral Republik Indonesia

Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun.[1]
Bulan dan tahun Pertumbuhan ekonomi
Maret 2006 15.74 %
Juni 2006 15.53 %
September 2006 14.55 %
Desember 2006 6.60 %

Data pertumbuhan ekonomi dari Inflasi CPI - Bank Sentral Republik Indonesia
[sunting] Perekonomian

Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.

Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam pemberantasan terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.

menurut pendapat saya karena Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang.

LAJU INFLASI DI INDONESIA

Kuta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartardi A Sarwono mengatakan, rendahnya inflasi awal tahun ini juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah.

"Penguatan nilai tukar rupiah membantu menahan laju inflasi, terutama yang disebabkan oleh inflasi barang-barang impor," kata Hartardi, dalam konferensi pers di Kuta-Bali, Senin.

Menurut dia, penguatan rupiah ini lebih disebabkan kondisi makro ekonomi yang bagus dan ditunjang pemulihan ekonomi global yang masih lambat sehingga mendorong modal masuk masih besar.

Hartardi menilai bahwa target inflasi Indonesia sebesar 5 plus minus 1 persen tahun ini dan 2011 masih dianggap realistis.

Menurut dia, target inflasi ini masih memperhitungkan terhadap target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen hingga 2014.

Hartardi mengakui bahwa inflasi Indonesia di atas rata-rata regional yang saat ini berada di kisaran 2-3 persen.

Untuk 2012, kata Hartardi, BI menargetkan inflasi 4 plus minus 1 persen untuk menyeimbangkan dengan regional.
(J008/B010)

menurut pendapat saya yaitu karena penguatan rupiah ini lebih disebabkan kondisi makro ekonomi yang bagus dan ditunjang pemulihan ekonomi global yang masih lambat sehingga mendorong modal masuk masih besar.

LAJU INFLASI DI INDONESIA

Makassar, NTT Online - Laju inflasi di kawasan timur Indonesia mengalami peningkatan beberapa persen, saat ini mencapai lima persen. Kondisi ini disebabkan kenaikan harga bahan makanan dan kelompok makanan jadi. Sementara kenaikan harga terpengaruh dari rencana kenaikan tarif dasar listrik pada triwulan III 2010.

Pimpinan Bank Indonesia Makassar Lambek A Siahaan melalui rilisnya siang ini menyebutkan, laju inflasi di Sulawesi Selatan naik dari 3,46 persen menjadi 5,00 persen. Secara umum di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua naik 3,51 persen menjadi 4,38 persen.

“Laju inflasi di Sulawesi, Maluku dan Papua pada triwulan II 2010 masih relatif terkendali meskipun terdapat kecendrungan meningkat dari triwulan sebelumnya, namun masih berada dibawah laju inflasi nasional yaitu sebesar 5,05 persen,” katanya.

Dia juga mengatakan, kinerja perbankan di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua menunjukkan pertumbuhan positif. Pada Mei 2010 mengalami pertumbuhan 13,91 persen, namun melambat dibandingkan bulan yang sama tahun lalu mencapai 20,36 persen. Terjadi pula pelambatan pertumbuhan dana pihak ketiga pada bulan Mei tahun ini dibandingkan tahun lalu dengan selisih sekitar empat persen.

“Ini karena kontraksi pada simpanan giro dan melambatnya pertumbuhan depositio,” ucap dia.

Terkhusus di Sulawesi Selatan, kata dia, pertumbuhan kredit relatif lebih baik, mencapai 19,06 persen di bulan Mei. Berbeda dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang mengalami perlambatan.

“Pertumbuhan kredit di Sulawesi Selatan tersebut didorong oleh kredit investasi yang meningkat cukup tajam yaitu sebesar 29,04 persen dan pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 24,05 persen,” ungkapnya.

Melihat perkembangan tersebut, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur akan mengalami peningkatan 6,9 persen sampai 8,56 persen. Menurutnya, peningkatan konsumsi yang didukung kenaikan pendapatan masyarakat dan kegiatan invetasi menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Sementara laju inflasi pada triwulan III nanti diperkirakan meningkat karena dipicu meningkatnya konsumsi di bulan Ramadan, hari raya, kenaikan tarif dasar listrik, dan realisasi program yang bersumber dari APBD. tempointeraktif.com

Sumber : http://www.nttonlinenews.com/ntt/index.php?option=com_content&view=article&id=7411:laju-inflasi-di-indonesia-timur-naik-087-persen&catid=35:ekonomi&It...


menurut pendapat saya yaitu laju inflasi di daerah sulawesi,maluku dan papua pada triwulan II 2010 masih relatif terkendali meskipun terdapat kecenderungan meningkat dari triwulan sebelumnya,namun masih berada di bawah laju inflasi nasional yaitu sebesar 5,05 persen.

LAJU INFLASI DI INDONESIA

Laju inflasi 2010 bisa di atas 6%
19 Mar 2010

* Bisnis Indonesia
* Ekonomi

Ekonomi dunia akan bergejolak pada semester 11/2010

OLEH AGUST SUPRIADI DEWI ASTUTI
Bisnis Indonesia

JAKARTA Laju inflasi Indonesia pada tahun ini berpotensi menembus 6,5% karena terpicu lonjakan harga komoditas dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) Chatib Basri mengonfirmasikan dalam 2 bulan pertama tahun ini laju inflasi sebenarnya sudah cukup tinggi. Dia melihat ada kecenderungan terus berlanjut dengan kisaran 6% sepanjang tahun.

Hal ini terkait dengan rencana penaikan TDL pada Juli yang diyakini memengaruhi harga barang, sehingga target inflasi pemerintah yang dipatok 5,5% sulit tercapai."Tapi kalau commodity price naik tinggi sekali, maka bisa pressure (inflasi) mendekati 7%. Tapi saya kira pada kisaran 6%-6,5%,"jelasnya dalam acara The JO" Annual Citi Indonesia Economic and Political Outlook 2010 kemarin.Namun, Chatib menilai hal ter-ebut bukan masalah besar mengingat sejarah inflasi Indonesia biasanya berada di kisaran yang lebih tinggi, yakni 8%-9%, kecuali Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter ketat. Kebijakan itu dapat mengurangi tekanan inflasi ke level 5,5% seperti yang diharapkan.

"Dugaan saya BI akan coba pertahankan BI Rate di kisaran 6,5%, tapi tentunya akan sangat bergantung pada tren inflasi. Makanya, pengelolaan ekspektasi inflasi menjadi sangat penting," tuturnya.Selain itu, lanjut dia, tekanan inflasi bisa terjadi karena terpengaruh pergerakan harga minyak dunia. Namun, imbuhnya, kompensasi penurunan juga bisa terjadi jika apresiasi rupiah terhadap dolar AS berlanjut terus.Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama mengakui laju inflasi dapat lebih tinggi dari 6%. Sementara itu, dia mengatakan perlunya mewaspadai dinamika ekonomi global dan regional, termasuk rencana penerapan kebijakan keluar dari krisis (exit strategy).

Menkeu memperkirakan banyak negara di dunia pada semester 11/2010 akan mengambil kebijakan itu sehingga membuat kapasitas APBN mereka berpotensi mengalami pembengkakan defisit anggaran.Sementara itu, dari sisi regional, dia memperingatkan stabilitas nilai tukar juga akan diuji mengingat tengah terjadi pertarungan antara dolar AS dengan renminbi China. Kedua jenis mata uang itu dinilai sedang mencari keseimbangan baru yang akan memberikan dampak ke global dan regional, termasuk ke Indonesia.

Kenaikan TDL

Dalam acara terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) melihat rencana pemerintah menaikkan TDL sebesar 15% pada Juli akan memberi tekanan inflasi tahunan 2009 sebesar 0,36%.Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan kenaikan TDL akan memberikan dampak inflasi langsung sekitar 2,4% yang jika dikalikan dengan besaran persentase kenaikannya (15%). Jadi, total tekanan inflasinya akan 0,36%.Namun, Rusman berharap dampak tak langsung dari efek ganda ekonomi akibat kenaikan TDL tidak menjadi liar. Pasalnya, kata dia, tidak semua sektor usaha memiliki komponen energi tinggi, sehingga seharusnya kenaikan TDL tidak direspons dengan kenaikan harga barang dan jasa secara besar-besaran.

Di satu sisi, dia mengisyaratkan ada potensi deflasi pada bulan ini seiring masuknya musim panen raya yang memicu penurunan harga sebagian besar ba-han pokok yang mendorong inflasi tinggi.Dia menginformasikan kecenderungan penurunan harga ba-han pokok dalam pekan pertama bulan ini. Meski belum kembali ke posisi harga pada tahun lalu, peluang terjadinya deflasi secara umum sangat terbuka jika tren itu berlangsung pada pekan terakhir Maret.Johanna Chua, Chief Asia Pacific Economist Citigroup Global Markets Asia, menilai rencana kenaikan TDL bukan ancaman bagi pengelolaan inflasi 2010. (oei (agnst.siipriadi(gbisnis.co.id/dewi. asmti(g)blsnis.Qo.id)

menurut pendapat saya yaitu Laju inflasi Indonesia pada tahun ini berpotensi menembus 6,5% karena terpicu lonjakan harga komoditas dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).